Petani Cabai Menangis, Pasar Hanya Menghargainya Rp8 Ribu/Kg
WARTAPARAHYANGAN.COM
BANDUNG – Petani cabai asal Desa Mekarsari Kecamatan Pasirjambu Kabupaten Bandung , Rustandi (53) mengatakan harga cabai sedang anjlok. Harga di pasar hanya Rp8 ribu sampai Rp9 ribu per kilogram. Padahal jika kondisi normal, harga cabai bisa mencapai Rp20 ribu sampai Rp30 ribu.
“Harga cabai lagi down, petani cabai lagi menangis,” ujar Rustandi kepada kepada waryawan Selasa (31/8).
Rustandi mengungkapkan penurunan harga cabai terjadi sejak dua bulan yang lalu atau hampir satu musim. Menurut Rustandi, adanya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) membuat penjualan cabai jadi berkurang. Dimana salah satu konsumen dari cabai adalah hotel, rumah makan dan restoran, yang biasa membeli dengan jumlah yang banyak.
“Yang biasanya beli satu ton sekarang cuman dua kuintal. Jadi pasokannya dikurangi,” katanya.
Selain PPKM, menurut Rustandi, cuaca juga berpengaruh. “Sekarang musim kemarau, pematangan buah lebih cepat karena sinar matahari terlalu banyak, beda lagi kalau musim hujan dimana untuk pematangan buah agak lambat,” jelas Rustandi.
Pria 53 tahun itu mengaku menanam cabai di lahan dengan luas dua hektar. Pekerjaan tersebut sudah dilakoninya sejak tahun 90 an. Saat ini, ungkap Rustandi, sedang masa panen cabai. Rustandi biasa menjual tanamannya ke Pasar Caringin. Katanya, sudah ada langganan tetap.
“Kalau enggak di panen kan sayang, lumayan buat bayar pekerja, dari pada dibiarkan mubazir,” ungkap Rustandi.
Dengan adanya masalah harga cabai di tingkat petani, Rustandi berharap pemerintah bisa segera turun tangan untuk menyelesaikannya.
Lee