WARTAPARAHYANGAN.COM
BANDUN — Sebanyak 14 Rukun Warga ( RW ) di Desa Sugihmukti, Kecamatan Pasirjambu, Kabupaten Bandung, melakukan inovasi dalam mengatasi sampah. Salah satu upaya tersebut, Kepala Desa Sugihmukti, berinovasi melalui lomba kreatifitas warga terhadap lingkungan dengan lomba membuat tempat sampah atau benda lain yang unik.
“Kegiatan hari ini untuk mencoba membantu program pemerintah tentang bagaimana menanggulangi sampah. Karena sampah ini mau tidak mau menjadi salah satu problem besar,” ungkap Kepala Desa Sugihmukti, H Ruswan Bukhori, disela acara Lomba kreatif lingkungan ini berlangsung di GOR Desa Sugihmukti, Kamis (14/1/2021).
Menurut H. Ruswan, dengan disediakan tempat atau tong sampah di tiap rumah, sebagai upaya mencoba merubah paradigma atau kebiasaan masyarakat tentang tata cara membuang sampah.
“Makanya kita mengajak masyarakat untuk mencoba berawal dari hal kecil dulu. Kita sediakan tempat sampah di setiap rumah yang dibikin sendiri oleh masyarakat. Sebagai contoh, membuang plastik ke selokan itu sudah menjadi kebiasaan sejak dulu. Nah sekarang coba kita buang ke tempat sampah yang ada di depan rumah,” paparnya.
Diharapkan, kata Ruswan, dengan adanya tempat sampah di tiap rumah, masyarakat bisa peduli terhadap lingkungan. “Mudah-mudahan ini direspon positif oleh pemerintahan Kabupaten Bandung. Karena secara tidak langsung kita bertujuan untuk membantu program pemerintah, misalnya Citarum harum atau program-program lainnya,” ucap Ruswan.
Inovasi untuk menggugah kesadaran masyarakat ini, Ruswan mengaku, hanya memberikan konsepnya dan inovasalinya masyarakat yang membuat sendiri. “Lalu kita lombakan, siapa yang terbaik yang terunik bikin tempat sampah kita kasih reward,” ujarnya.
Perlombaan itu, tutur Ruswan, digelar mulai tingkat RT, RW dan dilombakan di tingkat desa. Desa Sugihmukti, ujar Ruswan, nemiliki 72 RT dan 14 RW, dengan jumlah penduduk 17.800 jiwa dan 5.684 kepala keluarga, bisa menghasilkan sampah cukup besar.
Volume sampah yang dibuang masyarakat Desa Sugihmukti, kata Ruswan, diperkirakan bisa mencapai satu sampai dua ton per minggu.
“Tumpukan sampah tersebut kalau dibiarkan bisa jadi masalah, harus ditangani dan bagaimana cara mengatasinya. Salah satunya dengan disediakan tong sampah di tiap rumah warga, insyaa Alloh sampah bisa diatasi, bisa diolah dan bisa jadi nilai ekonomis bagi masyarakat,” ucap Ruswan.
Dalam lomba kreatif lingkungan tersebut, kata Ruswan, kriterianya selain kekompakan masyarakat atau terkompak, juga terunik. Tempat sampah sendiri dibuat dari limbah atau barang bekas, seperti bambu bekas atau kayu bekas dan diukir sedemikian rupa.
Dengan lomba ini, Ruswan berharap, masyarakat sadar tentang bagaimana menjaga lingkungan dari keterpurukan ataupun dari kebiasaan yang mengakibatkan lingkungan kotor, sampah berserakan di mana-mana.
“Kita sambungkan dengan program desa. Sampah ini nanti kita buang ke TPS yang tempatnya sudah disediakan pihak desa termasuk tempat pembakarannya, yang dianggarkan melalui dana desa,” paparnya.
Sampah akan dipilah, seperti sampah pelastik, ucapnya, akan dibakar ataunyangblaku akan dijual dan sampah organiknya akan dibuat kompos, untuk ternak maggot dan ternak lele yang sudah disiapkan.
Ruswan mengaku, ide ini muncul, karena pengelolaan sampah yang kurang maksimal, utamanya dia merasa miris dengan kebiasaan masyarakat yang membuang sampah sembarangan. “Hanya saja kita butuh kacor pengangkut sampah dari tiap rumah, sedangkan untuk armada pengakut sampah ke TPS sudah disediakan,” sambungnya.
Sementara menurut Ketua RW 2, Kampung Kacakaca, Ogi Sutigar, mengatakan, sangat mendukung upaya kepala desa dalam mengatasi sampah dengan disediakannya tempat sampah di tiap rumah.
“Kami semua RW diajak untuk menjaga sampah agar tidak dibuang sembarangan, misalnya keselokan, apalagi pada musim hujan seperti ini. Dan kami mendukung sekali digelarnya lomba ini sebagai kreatifitas masyarakat. Kita semangat untuk menjaga lingkungan,” kata ketua RW yang jumlah wargan mencapai 640 jiwa ini. Katan Ogi
Lily Setiadarma