WARTAPARAHYANGAN.COM
BANDUNG – Ungkapan Sabilulungan saat ini sudah semakin lekat dengan masyarakat Kabupaten Bandung. Filosofi Sunda ini, menurut Bupati Bandung Dadang M Naser, memiliki makna sangat mendalam bagi sistem ketatanegaraan di tatar Sunda.
Maka itu jika mengharapkan negeri yang nanjung (maju) harus memiliki penerapan sistem nilai Sabilulungan seperti yang dimaksud Ki Sunda.
“Jadi Sabilulungan bukan sekedar gotong-royong saja. Tapi sabilulungan itu dalam berbeda-beda tetap bersama untuk kemajua rakyat dan negara sunda dalam konteks saat sunda berdiri. Tapi karena sekarang merupakan negara kesatuan, maka dari Kabupaten Bandung sabilulungan untuk Indonesia,” kata Kang DN, Rabu ( 16 /12 / 2020 )
Tak hanya itu, Kang DN pun mengungkap jika sabilulungan juga merupakan filosofi dan ideologi masyarakat Sunda dalam berbahasa, bermasyarakat, dan bernegara.
Jika Sabilulungan diterapkan menjadi sebuah karakter masyarakat, maka kata Kang DN, negeri nanjung bisa terlaksana. Sebab, dengan semangat juang Sabilulunhan, maka akan menghasilkan kplaborasi kebersamaan yang silih asih dan silih asuh.
“Apapun jargonnya, seperti kemarin di Pilbup Bandung. Ada jargon Dahsyat, Bedas, itu termasuk atau bagian dari Sabilulungan,” katanya.
Sabilulungan, lanjut dia, sebetulnya sudah terlaksana di Indonesia. Sabilulungan sendiri representasi dari Bhineka Tunggal Ika yang saat ini menjadi semboyan Bangsa Indonesia.
“Sabilulungan juga ada di Korea Selatan istilahnya Saemaeul-ho Undong, di Jepang ada Kaizen dan Bushido sebagai semangat ksatria. Nah Sabilulungan ini jiwanya ksatrianya orang Sunda. Sunda punya Sabilulungan untuk meluluhkan dunia,” kata dia.
Kang DN berharap, masyarakat Kabupaten Bandung khusunya agar tidak berpikiran sempit terhadap semboyan Sabilulungan. Sebab, semboyan Sabilulungan bisa diaplikasikan dalam karakter masyarkat dalam membangun peradaban yang maju secara bersama-sama.
“Sabilulungan ini melekat di para pejuang terdahulu. Maka dari itu saya berharap karakter Sabilulungan bisa diaplikasikan dalam nilai-nilai perjuangan para kaum milenial,” pungkas Kang DN.
Lily Setia darma