WARTAPARAHYANGAN.COM
BANDUNG – Sebanyak 2.601 tenaga kesehatan (Nakes) yang ada di Kabupaten Bandung telah menerima vaksin Covid-19. Demikian diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bandung Drg. Grace Mediana Purnami di Bandung, Kamis (28/01/21).
Grace menyebut, ada perbedaan total data seluruh tenaga kesehatan, untuk yang terdaftar di Kemenkes ada sebanyak 6.248, sementara yang terdata pada Sistem Informasi Sumber Daya Manusia Kesehatan (SI-SDMK) adalah kurang lebih 7.806.
Menurutnya, dalam pelaksanaan vaksinasi tersebut ada beberapa hambatan sehingga vaksinasi harus tertunda diantaranya adalah hasil screening tenaga kesehatan yang tidak selalu baik ada juga tenaga kesehatan yang pernah terpapar covid-19 sehingga tidak bisa diberikan vaksinasi.
“Kita sambil berjalan, kalau yang tidak bisa atau tertunda nanti kemungkinan diulang kembali, nanti bisa kalau dari screeningnya lolos ya bisa dilakukan kembali, karena ditunda pada saat itu mungkin kesehatannya sedang tidak baik,” ujar Grace di sela persemian RSUD Otto Iskandar Dinata di Soreang, Kamis (28/1/2021).
Kategori tidak lulus screening awal pra vaksinasi, menurut Grace rata-rata yang tensi darahnya tinggi. Standarnya adalah tidak boleh lebih dari 140/90.
“Kalau yang lebih dari itu ditunda dulu, walaupun sudah ada fase istirahat dulu,” katanya.
Setiap tenaga kesehatan menurut Grace akan di suntik vaksin sebanyak dua kali. Untuk tahap pertama kami sudah menerima 7.560 dosis vaksin, dan tahap kedua menerima kembali 750 vaksin.
“Hari ini adalah vaksin yang kedua. Pada launching pertama tanggal 14 Januari, ada tiga orang yang menerima vaksin, yaitu Danlanud Sulaiman, Kepala Bappeda, dan unsur dari pengurus Ikatan Bidan Indonesia. Untuk tanggal satu Ferbruari nanti ada lima orang lagi yang akan di vaksin. Jadi dari sepuluh orang pertama yang divaksin totalnya ada delapan orang yang lulus vaksin tahap satu dan dua,” papar Grace.
Dengan adanya vaksin ini diharapkan bisa memberikan antibodi terhadap Covid-19 sehingga tenaga kesehatan dapat memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan memiliki suatu kekuatan imun.
“Semoga tidak terpapar, karena kalau tenaga kesehatan terpapar siapa nanti yang menolong masyarakat,” katanya.
Untuk vaksinasi sendiri, Grace mengatakan pada fase pertama fokusnya terhadap tenaga kesehatan. Selanjutnya di fase kedua adalah pelayanan publik , TNI, Polri dan publik. Sementara untuk fase ketiga adalah masyarakat daerah resiko, kemudian masyarakat daerah yang rentan dan selanjutnya adalah sisa masyarakat yang harus mendapatkan vaksin.
“Untuk Kabupaten Bandung masyarakat yang terdaftar di kemenkes kurang lebih 2.414.600,” pungkasnya.
Lily Setiadarma