Supaya Operasionalnya Optimal, RS Otista Butuh Dana Rp200 Miliar

RS Otista di Jalan Gading Tutuka Soreang.

WARTAPARAHYANGAN.COM

BANDUNG –Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Otto Iskandardinata masih butuh biaya ratusan milyar rupiah lagi, agar fasilitas kesehatan yang berdiri di Jalan Gading Tutuka Soreang itu bisa beroperasi optimal seratus persen. Demikian dikemukakan oleh Ketua Komisi D DPRD Kabupaten Bandung, Maulana Fahmi, saat dihubungi wartawan  via telepon,  minggu  (31/1/2021).

Menurut dia, berdasarkan hitungan kasar, butuh dana hingga Rp200 milyar agar rumah sakit bisa seratus persen melayani. Biaya tersebut meliputi proses pemindahan atau transisi antara satu barang atau instalasi dari gedung rumah sakit lama ke gedung rumah sakit yang baru. Proses itu membutuhkan waktu dan kehati-hatian. Termasuk juga banyak peralatan dan bahan-bahan instalasi yang belum bisa belum digunakan dan memang belum juga belanja.

“Dua ratus milyar itu tidak mungkin diselesaikan dalam satu tahun. Ketika pembahasan anggaran di komisi D, Pemerintah Kabupaten Bandung sanggup menganggarkan dana untuk belanja Rumah Sakit Umum Daerah yang baru ini, kurang lebih sekitar sekitar Rp30 milyar sampai Rp50 milyar. Artinya, pelayanan RSUD yang baru ini kurang lebih hitungan kasar, baru bisa melayani masyarakat sebesar 25 persen,” ujar Fahmi.

Mungkin saja, lanjut Fahmi, rumah sakit yang baru hanya ada poliklinik. Dan sisanya seperti pelayanan operasi hingga rawat inap, masih menggunakan bangunan rumah sakit yang lama. Fahmi berharap, di tahun 2022 atau di anggaran perubahan bisa ada proses penganggaran kembali untuk rumah sakit baru itu.

Fahmi berharap Rumah Sakit Otista bisa melayani masyarakat dengan optimal dan bisa mewujudkan pelayanan yang lebih bagus. Dimana fungsi rumah sakit itu tidak hanya frame untuk mengobati orang yang sakit, tetapi juga harus melayani orang-orang yang sehat. Misalnya untuk konsultasi kesehatan, pelayanan gizi dan lainnya, yang sifatnya mempertahankan kesehatan.

Sementara itu, untuk gedung lama rumah sakit tersebut, Fahmi mendorong agar bisa dimanfaatkan sebagai fasilitas pendidikan. Karena itu termasuk aset daerah. “SDM lulusannya, bisa disalurkan ke RSUD RSUD yang ada di Kabupaten Bandung,” pungkas Fahmi.

Lily setiadarma