WARTAPARAHYANGAN.COM
BANDUNG – Salah seorang pasien penyintas Covid-19, sangat berharap adanya bantuan sosial dari pemerintah. Meski dirinya bersama7 kerabatnya pernah dinyatakan positif terpapar Corona, tetapi tak satu pun dari mereka mendapatkan bantuan sosial. Padahal bansos dimaksud sangat dibutuhkan.
Dea Rizkiana, nama warga Desa Sukajadi, Kecamatan Soreang mengaku sejak dirinya dinyatakan positif Covid 19 berdasarkan hasil swab PCR tanggal 18 Januari 2021, ia sebenarnya sangat berharap ada bansos baik dalam bentuk sembako maupun dalam bantuk bantuan tunai. Tapi keinginan tersebut hanya mimpi .
“Saya adalah pasien Covid 19 dan bergejala yang hampir parah. Total ada sepuluh orang dan delapan orang dinyatakan positif Covid 19. Terdiri dari lima orang dewasa, satu anak kecil, satu balita dan satu lansia. Sementara untuk dua orang lainnya dinyatakan negatif,” ujar Dea saat dihubungi via telepon, Rabu (10/2/2021).
Kata Dea, lima orang termasuk dirinya yang positif Covid 19 harus menjalani isolasi di gedung BLK Manggahang Baleendah pada 21-31 Januari 2021. Sementara tiga orang lainnya menjalani isolasi mandiri di rumah, dengan dibantu oleh anggota keluarga yang negatif Covid 19.
“Adanya stigma negatif, itu saya jadikan resiko sebagai pasien corona. Tapi yang saya sayangkan adalah selama saya karantina dan meninggalkan anak, suami dan keluarga yang lain dirumah, tidak ada sedikitpun bantuan dari pihak desa, minimal seperti sembako,” tutur Dea.
“Kita juga hanya mendapatkan penyemprotan disinfektan di luar rumah. Dan itu pun tidak berkelanjutan,” sambungnya.
Dea mengaku kecewa dengan pemerintah desa setempat. Seharusnya pemerintah desa bisa lebih tanggap dalam memperhatikan warganya, apalagi yang tengah menjalani isolasi mandiri di rumah sehingga tidak bisa bepergian termasuk bekerja.
“Untuk makan atau apa kita menunggu bantuan dari keluarga jauh, saya menghubungi keluarga jauh saya meminta untuk mengantarkan bahan makanan. Saya kecewa, kenapa tidak ada sedikit perhatian kepada warganya yang terpapar Covid 19, apalagi tidak hanya satu atau dua orang, tetapi ada delapan orang,” papar Dea.
Meski demikian, masih ada satu hal yang disyukuri oleh Dea, yaitu pelayanan sigap dan tanggap yang dilakukan oleh petugas kesehatan Puskesmas Sukajadi. Hingga pada akhirnya Dea dan enam orang lainnya dinyatakan sembuh dari Covid 19 sementara satu orang lagi, masih menjalani pemulihan.
“Alhamdulillah dari pihak puskesmas memberikan support dan tanggapan yang bagus dan pengontrolan yang bagus,” ungkap Dea.
Warga Desa Sukajadi lainnya yang juga menjadi Pasien Covid 19, Hilman Yudistira juga mengaku tidak mendapatkan bantuan apapun dari pemerintah desa. Dirinya mempertanyakan alasan pihak pemerintah desa tidak memberikan perhatian sama sekali.
“Keluarga saya juga terpapar Covid 19, mereka di karantina di BLK Manggahang, maka harus meninggalkan anggota keluarganya, yang juga sedang menjalani isolasi mandiri di rumah,” kata Hilman.
Padahal, lanjut Hilman, semenjak dirinya dinyatakan positif Covid 19, sudah melaporkan ke pihak RW.
“Dan pihak RW bilang akan disampaikan ke kepala desa. Tetapi sampai saat ini, tidak ada perhatian apapun untuk keluarga kami, hanya sebatas penyemprotan disinfektan,” pungkas Hilman.
Lily Setiadarma