WARTAPARAHYANGAN.COM
CIANJUR — Dalam sepekan sejak 6 hingga 12 Februari 2021 terjadi dua belas kali bencana alam di wilayah Kabupaten Canjur, meliputi angin puting beliung, tanah longsor/pergerakan tanah, dan banjir di 13 desa dalam 6 kecamatan. Beruntung dalam kejadian itu tidak ada korban jiwa, hanya 5 kepala keluarga yang terdiri atas 22 jiwa terdampak banjir dan 21 KK yang terdiri atas 84 jiwa terancam longsor dan untuk sementara diungsikan ke rumah keluarganya.
Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kab. Cianjur, Dr. Mokh. Irfan Sofyan, S.T., S.H., M.Kn., yang dihubungi wartaparahyangan.com Rabu pagi tadi (17/02) mengungkapkan, angin puting beliung terjadi 6 Februari di Kp. Pasir Tunagan RT 02/03 Desa Wangunjaya Kecamatan Cugenang, mengakibatkan sejumlah pohon tumbang menimpa tiga buah rumah warga, sehingga gentingnya rusak.
Pada 7 Februari, tanah longsor/ pergerakan tanah masing-masing terjadi di jalan utama Ciloto Kecamatan Cipanas, sehingga material longsoran sempat menimbun setengah badan jalan, di Kp. Muhara RW 10 Desa dan Kecamatan Haurwangi juga material longsoran menimbun sebagian ruas jalan, di Kp. Leuwibungur RT 03/ 05 Desa Sukagalih Kecamatan Cikalongkulon, longsor di pinggiran sungai Cikundul dari tebing dengan panjang 40 meter kedalaman 25 meter mengancam kompleks pesantren Raudhatul Falah.
Di Kp. Cikole RT 002/ 004 Desa Batulawang Kecamatan Cipanas, longsor pondasi pagar samping halaman rumah milik H. Najib mengancam 2 rumah yang berada di sampingnya. Panjang longsoran sekitar 10 meter lebar 2 meter dan ketinggian 3 meter. Di Kp. Cipari RT 06/01 Desa Rawabelut Kecamatan Sukaresmi, longsor menimpa 3 hektar lawan sawah milik warga terancam rusak. Tiga titik lokasi di dekat pemukiman memanjang sekitar 20-100 m, sehingga 21 KK yang terdiri atas 84 jiwa terancam longsor dan untuk sementara diungsikan ke rumah keluarganya.
Keesokan harnya, 8 Februari, longsor kembali terjadi. Kali ini di Kp. Puncaksimun Desa Kubang Kecamatan Sukaresmi, mengakibatkan lahan perkebunan milik warga seluas kurang lebih 1 Ha rusak. Terdapat retakan sepanjang 20 meter, panjang longsoran 30 meter, dan kedalaman 100 meter. Pada hari yang sama, longsor terjadi pula di Kp. Padarincang RT 01/ 02 Desa Palasari Kecamatan Cipanas, menimpa sebuah rumah milik Holiyah sehingga sebagian rumahnya ambruk.
Di Kp. Sindanglangu RT. 004/ 011 Desa Batulawang Kecamatan Cipanas, terjadi pergerakan tanah berupa rayapan merusak ruas jalan desa dan lahan pertanian sekitar kurang lebih 2 Ha lahan basah/sawah mengalami kerusakan, dan di Kp. Neundeut RT 001/ 006 Desa/ Kecamatan Sukaresmi, longsor di halaman depan rumah Koni sepanjang jalan lingkungan sepanjang 5 meter dan lebar 2 meter.
Sementara, pada 12 Februari, longsor terjadi pula di Kp. Coblong RT 08/ 02 Desa Rawabelut Kecamatan Sukaresmi, pergerakan tanah tersebut mengakibatkan sebuah rumah milik warga rusak ringan/retak dan longsor di area persawahan sepanjang 100 meter lebar 30 meter dengan ketinggian tebing kurang lebih 20 meter.
Menurut Mokh. Irfan, dalam sepekan itu, bencana alam banjir hanya sekali terjadi yaitu pada 7 Februari di Kp. Nambo RT 05/02 Desa Mande, dan di Kp. Cikowak RT 06/ 02 Desa Murnisari Kecamatan Mande. Penyebab banjir karena ada urugan batu dari pembangunan proyek PT QL menyumbat aliran sungai dan akibatnya air sungai meluap. ***
H. Lily Azies Saleh