BANDUNG – Demi mendukung visi misi Bupati Bandung Dadang Supriatna, anggaran pembangunan di kecamatan dipangkas sekitar 50% dari tahun sebelumnya. Seperti di Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung dari Rp 9 miliar pada tahun anggaran 2022, untuk tahun 2023 tinggal Rp 4,4 miliar.
Hal itu terungkap pada musyawarah perencanaan pembangunan (Musrenbang) kecamatan Margaasih, Rabu (9/2).
Saat itu nampak hadir 8 anggota DPRD dari daerah pemilihan (Dapil) 2 Kabupaten Bandung. Para anggota DPRD tersebut; Ir. Aep Dedi dari Fraksi Gerindra, H. Agus Jaeunudin ( Fraksi Demokrat), H. Dadan Konjala (Fraksi PDIP), Eka Ahmad Munandar dan Tedi Surahman (Fraksi PKS). Tedi Supriadi (Fraksi PAN), H. Uya Mulyana ( Fraksi PKB), dan H. Yanto Setianto dari Fraksi Golkar.
“Pengurangan anggaran perencanaan pembangunan tahun 2023, untuk menunjang visi misi Bupati Bandung,” jelas Anggota DPRD Kabupaten Bandung, H. Uya Mulyana.
Isi misi bupati tersebut, yakni insentif guru ngaji serta BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan, termasuk pinjaman dana bergulir, dan kartu tani. Anggaran untuk program tersebut hampir Rp 300 miliar.
Untuk insentif guru ngaji, jelasnya, Pemkab Bandung harus mengeluarkan anggaran sekitar Rp 109 miliar.
Sedangkan untuk dana bergulir hampir Rp 40 miliar, dibagi ke dua bank’ yakni Bank BPR Kerta Raharja, dan BJB masing – masing Rp 20 miliar.
“Sedangkan sisanya untuk kartu tani, termasuk insentif RT dan RW dan BPJS Kesehatan, ” imbuhnya.
Oleh karenanya, jelas Uya sebagai anggota dewan yang berangkat dari partai yang sama dengan Bupati Bandung, dirina menyampaikaan permohonan maaf, khususnya kepada masyarakat Margaasih. Menurutnya, pagu anggaran Kecamatan Margaasih turun drasti, untuk menunjang visi misi bupati.
Lily Setia darma