![](https://wartaparahyangan.com/wp-content/uploads/2022/02/Balewer-1.jpg)
WATAPARAHYANGAN
SUKABUMI – Puncak Balewer menjadi salah satu spot nyaman untuk menikmati panorama pesisir selatan Sukabumi, khususnya kawasan Geopark Ciletuh. Berada di ketinggian, kini ada spot wisata baru di Puncak Balewer yaitu Pondok Karuhun Ciwaru atau Karuci.
Lokasinya di pinggir jalan raya Loji-Palangpang, sehingga akan menjadi tempat persinggahan nyaman bagi para wisatawan yang berkunjung ke GeoparkCiletuh. Dari lokasi ini, bisa memandang dengan leluasa laut Cikeus, Cilegok, dan Palabuhanratu, selain itu pengunjung bisa menikmati pemandangan alam Gunung Citamiang yang melegenda.
Menurut pemilik Pondok Karuhun Ciwaru, Taopik Guntur Rochmi, mengatakan selain tempat wisata, sesuai nama lokasi ini akan menjadi spotliterasi terkait asal-usul Ciletuh di Kecamatan Ciemas.
“Mereka (karuhun Ciletuh), terdiri dari tiga orang kakak beradik, yakni Eyang Lamping, Eyang Raplan, serta Mbah Durak. Semuannya keturunan Pajajaran Cirebon – Banten, anak dari Dalem Sawidak Wiradadaha,”kata Topik beberapa waktu yang lalu.
![](https://wartaparahyangan.com/wp-content/uploads/2022/02/Jalan-Loji.jpg)
Dijelskan pula, makam Eyang Lamping ada di Gunung Lamping, makam Eyang Raplan berada di dekat kantor Desa Girimukti, sedangkan Mbah Durak bersemayam di Kampung Cikalong Desa Mekarsakti. “Makam Mbah Durak sudah diakui oleh pemda sebagai salah satu warisan cagar budaya GeoparkCiletuh, sedangkan makam Eyang Lamping dan Eyang Raplan belum ada sentuhan. Makanya kami berinisiatif, mendirikan pondok dengan nama Karuhun Ciwaru (Karuci) di dataran tinggi Kampung Balewer. Agar masyarakat mengetahui silsilah nenek moyang orang Ciemas,”kata Topik yang juga sebagai Kades Ciwaru.
Dia sendiri tuturnya, adalah keturunan ke 5 dari Eyang Raplan. Dari cerita orang tua, saat itu Eyang Raplan sudah memeluk agama Islam, dan mengajarkan kepada warga kesenian debus yang bertahan hingga saat ini.
Sedangkan nama Balewer diambil dari nama tuan Balewer seorang Belanda, dimasa penjajahan yang membuka perkebunan rempah – rempah. Bahkan sisa bangunannya, berupa puing-puing masih ada di tengah pemukiman warga.
“Sebagai kawasan Geopark – Ciletuh, kami ingin menonjolkan wisata sejarah, memperkenalkan keberadaan Eyang Lamping, Eyang Raplan, serta Mbah Durak,” tegasnya seraya menambahkan, lokasi Pondok Karuhun dari Loji sekitar 21 Kilometer, bisa ditempuh sekitar 30 – 40 menit, dari Palangpang sekitar 17 Kilometer. Nantinya akan dijadikan tempat beristirahat, menginap, dan ada ruang pertemuan. “Doakan saja cepat selesai, termasuk sarana lintas permainan offroad,” pungkasnya.
UJANG S. CHANDRA