WartaParahyangan.com
BANDUNG – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Soreang Kabupaten Bandung menggelar Pelatihan Perawatan Kaki Diabetik bagi puluhan penderita penyakit diabetes, Minggu (03/07/2022).
Kegiatan yang dibuka Direktur RSUD Soreang, dr. Riantini, MMR, itu menghadirkan tiga narasumber yaitu dr. Hj. Henny Koesna, Sp.PD, yang menjelaskan tentang Diabetes Melitus, kemudian dr. Susanti Dharmmika, Sp.KFR, yang menjelaskan tentang kaki Diabetik dan Gangguan Fungsinya, dan terakhir dr. Rr. Devy A. Susyani.
Dalam sambutannya, Direktur RSUD Soreang menyakini kegiatan pelatihan tersebut tidak hanya bermanfaat untuk para pengidap penyakit diabetes, tapi juga untuk keluarga dan kerabatnya.
Dijelaskan Riantini, sensorik para pengidap diabetas bisa berkurang sehingga menjadi sadar saat terkena benda tajam atau sumber api. Akibatnya menyebabkan luka yang proses penyembuhannya memerlukan waktu yang lama.
“Latihan ini untuk mencegah, dan memang sangat bermanfaat karena mencegah akan lebih baik daripada mengobati,” ujar Riantini seraya menyebutkan, sasaran peserta pelatihan tersebut saat ini adalah pengidap diabetes sebanyak 30 orang.
Menurut Riantini, diabates merupakan penyakit tidak menular yang memiliki kasus dengan ranking yang sangat tinggi di Indonesia. Hal itu disebabkan oleh perubahan gaya dan pola hidup modern yang segala sesuatunya menjadi lebih mudah.
“Penyakit lainnya seperti jantung dan hipertensi menjadi satu paket dengan penyakit diabetes ini,” ujar Riantini.
Untuk pencegahannya, lanjut Riantini, diperlukan adanya keseimbangan pola hidup, aktivitas fisik, pola makan, dan mental rohani yang sehat, supaya tidak jatuh menjadi penderita diabetes.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam, dr. Hj. Henny Koena, Sp.PD, menjelaskan diabetes melitus adalah salah satu penyakit kronis yang ditandai dengan ciri-ciri gula atau glukosa di dalam darah. Diketahui glukosa adalah sumber utama energi bagi sel tubuh manusia.
“Timbulnya gejala pada seseorang yakni adanya peningkatan gula darah, tidak ada insulin atau ada tapi kerjanya kurang baik atau keduanya, sehingga berakibat tipe 1 diabetes dan tipe 2 diabetes,” ujar dr. Henny saat memberikan materi kepada peserta pelatihan.
Sementara itu, salah seorang peserta pelatihan, Agus Syahroni mengucapkan terima kasih atas terselenggaranya kegiatan pelatihan perawatan kaki diabetik. Agus merupakan penderita diabetes selama 14 tahun hingga kakinya harus diamputasi.
“Kemarin waktu kontrol saya dikasih tahu sama dokter bahwa hari Minggu saya harus datang (untuk mengikuti pelatihan). Sudah 14 tahun mengidap, sampai kaki diamputasi. Saya ingin sembuh,” harapnya.
Lily Setiadarma