UPI Gelar Dies Natalis Ke-68, Dimeriahkan Karnaval Budaya Nusantara

Direktur UPI Kampus Cibiru Dr. H. Asep Herry Hernawan, M.Pd., didampingi Wakil Direktur, Dr. H. Dede Margo Irianto, M.Pd., beserta jajaran ketua program studi, mengenakan pakaian adat Lampung pada acara Dies Natalis UPI ke-68 yang digelar di Gedung Achmad Sanusi, Kampus UPI Bumi Siliwangi, Kota Bandung.

WartaParahyangan.com

BANDUNG – Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) menggelar Dies Natalis ke-68 di Gedung Achmad Sanusi, Kampus UPI Bumi Siliwang, Bandung, Kamis (20/10/2022).

Dies Natalis yang mengusung tema “Bangkit, Berkarya, Inovatif Menuju Indonesia Emas 2045” itu menyimpan harapan bahwa ke depan UPI bisa semakin maju sehingga tujuan menjadikan UPI sebagai world class university dapat terwujud.

Tercatat sejumlah kegiatan dalam Dies Natalis tersebut, antara lain penyampaian pidato dari Rektor UPI Prof. Dr. M. Solehuddin, M.Pd., M.A., penyampaian pidato dari Majelis Wali Amanat (MWA), penayangan kaleidoskop dalam kurun waktu setahun, dan penghargaan kepada civitas akademika yang berprestasi.

Salah satu tampilan mahasiswa UPI Kampus Cibiru mengenakan pakaian adat Lampung dalam karnaval Budaya Nusantara pada Dies Natalis UPI ke-68 yang digelar di Kampus UPI Bumi Siliwangi, Kota Bandung.

Usai acara Dies Natalis, digelar karnaval Budaya Nusantara yang diikuti oleh masing-masing unit. Mereka menampikan pakaian adat dari masing-masing provinsi yang ada di Indonesia.

“Dies Natalis ini juga sebagai ajang silaturahmi warga UPI. Para dosen dan mahasiswa berbaur dan bersama-sama menyukseskan Dies Natalis UPI ke-68,” ujar Direktur UPI Kampus Cibiru, Prof. Dr. Asep Herry Hernawan, M.Pd., saat dihubungi melalui telepon, Sabtu (22/10/2022).

Sebagai informasi, saat ini Kampus UPI Cibiru telah memiliki hampir 2.500 mahasiswa yang tersebar di lima program studi S1, yakni PGSD, PG PAUD, Pendidikan Multimedia, Rekayasa Perangkat Lunak, dan Teknik Komputer, serta satu program studi S2, yakni PGSD.

Asep mengungkapkan, Kampus UPI Cibiru saat ini menerapkan metode pembelajaran blended learning yaitu daring dan luring. Pihaknya mengaku terus melakukan pengembangan terhadap metode baru tersebut.

“Selepas pandemi, kegiatan belajar menerapkan sistem blended learning. Artinya sudah dimulai pembelajaran tatap muka atau luring, dengan variasi pembelajaran yang memanfaatkan teknologi,” tuturnya.

“Jadi, para mahasiswa harus siap dengan nuansa baru perkuliahan. Tatap mukanya sudah dimulai, ya persiapkan saja untuk siap belajar, dan terus beraktivitas. Kami dari kampus mendukung proses pembelajaran yang baru,” tutupnya.

Lily Setiadarma