WartaParahyangan.com
BANDUNG – Kapolsek Ciwidey IPTU Anjar Maulana, S.T.K., S.I.K, memimpin Gerakan Sadar Lingkungan Peduli Situs Cagar Budaya Gunung Nagara Padang, Desa Rawabogo, Kecamatan Ciwidey, Kabupaten Bandung, Minggu (23/10/2022).
Kegiatan tersebut merupakan yang keduakalinya setelah pada Rabu (19/10/2022), Kapolsek Ciwidey bersama personil melaksanakan kegiatan bersih-bersih di situs tersebut menyusul ramainya pemberitaan sehari sebelumnya yang menyebutkan di area Situs Cagar Budaya Gunung Nagara Padang berserakan pakaian dalam seperti “celana dalam” dan “kutang”.
Pada kegiatan bersih-bersih saat itu, terkumpul tak kurang dari 10 karung sampah berupa pakaian dalam.
Karena dirasa belum cukup, Kapolsek Ciwidey kembali menggelar kegiatan serupa di Situs Cagar Budaya Gunung Nagara Padang, bersama perwakilan Koramil, komunitas pecinta lingkungan dan masyarakat setempat, dengan jumlah peserta sekitar 70 orang.
Adapun komunitas yang terlibat dalam gerakan sadar lingkungan itu yakni Tapas, Lentera Outdoor, Sadawana, Himafala, Tapak Diri Adventure, Urbaha Adventure, TBA, Brotherhood for Culture, Brotherhood for Rescue, Southland, Pramuka Ciwidey, Kampung Legok Kiara, dan Kasepuhan Ajar Padang.
“Dari kegiatan bersih-bersih di situs tersebut hari ini terkumpul 15 karung sampah,” ujar Kapolsek Ciwidey melalui Kanit Lantas Polsek Ciwidey IPTU Saepul Aksan.
Usai bersih-bersih, kegiatan dilanjutkan dengan makan bersama sambil berdiskusi di Padepokan Kasepuhan Ajar Padang antara Polsek Ciwidey, warga setempat, dan perwakilan komunitas. Mereka intinya mencari solusi agar ke depan permasalahan sampah pakaian dalam tersebut tidak ada lagi di situs tersebut.
Diperoleh informasi, sampah pakaian dalam yang berserakan di Situs Cagar Budaya Gunung Nagara Padang itu konon terkait dengan tradisi bahwa mereka yang datang ke situs itu dengan tujuan tertentu, permohonannya cepat terkabul bila di sana mereka membuang pakaian dalamnya.
Namun hal itu dibantah Abah Undang (60) tokoh masyarakat Desa Rawabogo. “Tidak benar ada acara ritual membuang celana dalam atau celana laki-laki atau kutang di situs tersebut. Itu bukan aturan di sini,” katanya.
Apalagi di situs itu, kata Abah Undang, terdapat sumber Cai Kahuripan, yang tentunya harus dijaga kebersihannya, jangan sampai dikotori.
Menurut Abah Undang, siapa pun yang datang ke situs itu hatinya harus yakin bahwa Dzat Yang Maha Kuasa-lah yang akan mengabulkan atau tidaknya sebuah permohonan.
“Abah minta jangan membuang harta walau pun kecil di atas bumi Situs Cagar Budaya Nagara Padang,” katanya.
Lily Setiadarma