WartaParahyangan.com
BANDUNG – Bupati Bandung, HM. Dadang Supriatna menekankan pentingnya inovasi dalam pendidikan diera digitalisasi saat ini. Ia menekankan kepada para guru untuk terus meningkatkan kapasitas diri agar tidak tertinggal oleh perkembangan teknologi dan informasi.
“Jika tidak beradaptasi dengan baik, sekolah akan kalah saing dari ‘guru’ digital di dunia maya,” kata Bupati saat menghadiri Gebyar Pemeliharaan Gedung Satuan Pendidikan, Gebyar Pencairan Program Indonesia Pintar (PIP), Gebyar Bedas Calakan, dan Persemian Masjid At Tarbiyah di SMPN 1 Soreang, Rabu (06/09/2023).
Dalam acara yang dihadiri seluruh kepala SD dan SMP negeri dan swasta se-Kabupaten Bandung secara daring dan luring itu, Dadang juga meminta Kepala Disdik agar berdiskusi dengan para tenaga pengajar untuk merumuskan strategi jitu dalam menyesuaikan diri diera digitalisasi.
Sebab diera ini, kata Dadang, bisa jadi guru kalah oleh muridnya karena muridnya jauh lebih pintar akibat penyebaran informasi melalui digital. “Semangat berkembang inilah yang harus terus kita jaga,” kata bupati yang akrab disapa Kang DS tersebut.
Terkait pencairan dana PIP, Kang DS menegaskan agar para kepala sekolah dapat memanfaatkan dana tersebut secara bertanggung jawab serta menghindari pungutan liar (pungli).
“Saya pastikan selama saya menjadi bupati tidak akan ada pungli di Kabupaten Bandung,” tegasnya.
Selain program yang bersifat pembangunan fisik, Kang DS juga menyebutkan program BEDAS Calakan, yakni bantuan pemberian insentif pendidikan bagi siswa SMP yang kurang mampu yang bersekolah di sekolah swasta. Setiap siswa akan mendapatkan bantuan senilai Rp600.000 per tahun.
Adapun program pendidikan lainnya yang dijalankan guna meningkatkan kualitas pendidikan di Kabupaten Bandung selama masa kepemimpinan Kang DS di antaranya program Peningkatan Pusat Kegiatan Belajar Mengajar (PKBM) bagi 50.000 masyarakat yang belum memiliki ijazah SD, SMP dan SMA.
Kemudian, Program Beasiswa dari Bupati (BESTI), yakni program beasiswa bagi pelajar SMA berprestasi atau yang hapal Al-Quran minimal 1 juz yang ingin melanjutkan ke perguruan tinggi, tetapi tidak mampu secara finansial. Kuota penerima BESTI ini akan ditingkatkan dari 125 menjadi 250 orang tahun depan.
Selain itu, juga ada penambahan 3 muatan lokal pada kurikulum di semua sekolah se-Kabupaten Bandung berupa pendidikan kewarganegaraan, pendidikan Bahasa Sunda, serta pengajaran dan hafalan Al-Quran.
“Saya berharap anak-anak yang bersekolah hari ini bisa menjadi pemimpin-pemimpin masa depan yang pintar, memiliki karakter, dan berakhlak mulia,” katanya.
Kang DS juga menegaskan komitmennya untuk menjamin masyarakat Kabupaten Bandung mendapatkan pendidikan yang layak sebagai layanan dasar yang menjadi program wajib di semua tingkat pemerintahan.
“Capaian rata-rata lama sekolah (RLS) masyarakat Kabupaten Bandung saat ini berada diangka 9,07 tahun berdasarkan data per Desember 2022. Saya berharap tahun ini RLS Kabupaten Bandung dapat meningkat menjadi 10 tahun,” kata Kang DS.
Kepala Disdik Kabupaten Bandung, Ruli Hadiana menjelaskan, kegiatan Gebyar Pemeliharaan Gedung Satuan Pendidikan adalah inisiatif pertama di Jawa Barat yang mendorong kepala sekolah agar berlomba-lomba meningkatkan kualitas dan kondisi bangunan sekolah.
Kadisdik juga mewajibkan setiap sekolah memiliki akun Instagram untuk mempublikasikan agenda ini, sehingga masyarakat dapat melihat dan memantau perkembangan program ini bersama-sama.
“Melalui program PIP, kualitas bangunan fisik sekolah diharapkan akan terus meningkat, sementara saya juga ingin melakukan pengoptimalan birokrasi pemerintahan sehingga mindset pendidikan di Kabupaten Bandung lebih baik,” tambahnya.
Acara yang ditutup dengan Persemian Masjid At Tarbiyah di SMPN 1 Soreang ini merupakan upaya konkret Kabupaten Bandung dalam meningkatkan kualitas pendidikan sebagai investasi masa depan yang lebih baik.
Lily Setiadarma