Mengenang Setahun Pasca Gempa Bumi, Pemkab Cianjur Gelar Istighosah dan Tablig Akbar dengan Mubaligh Buya Yahya

Bupati Cianjur Herman Suherman saat memberikan sambutan dalam acara Istighosah dan Tablig Akbar Mengenang Setahun Gempa Bumi Cianjur, di Masjid Agung Cianjur, Selasa (21/21/2023).

WartaParahyangan.com

CIANJUR – Untuk mengenang 1 tahun pasca gempa bumi dahsyat yang memporak-porandakan sejumlah kecamatan di Kabupaten Cianjur, yang terjadi pada 21 November 2022, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cianjur menggelar Istighosah dan Tablig Akbar di Masjid Agung Cianjur, Selasa (21/21/2023).

Hadir dalam kegiatan itu Bupati Cianjur H. Herman Suherman bersama para kepala perangkat daerah, unsur Forkopimda, Ketua MUI Kabupaten KH. Abdul Rauf, Kepala Kemenag Kabupaten Cianjur H. Ramlam Rustandi, serta ribuan warga kota Cianjur dan sekitarnya.

Bupati Cianjur Herman Suherman dalam sambutannya menyampaikan bahwa pada hari Senin, 21 November 2022, 1 (satu) tahun yang lalu, Kabupaten Cianjur mengalami musibah gempa bumi dengan kekuatan 5,6 SR, yang berdampak pada 16 kecamatan dan 180 desa.

“Kejadian tersebut jelas menimbulkan kerugian bukan saja harta benda, melainkan juga korban jiwa,” kata Herman.

Pasca gempa bumi tersebut, lanjut Bupati, dijadikan momentum kebangkitan untuk bersama-sama membangun kebersamaan dan kekeluargaan, selaras dengan jiwa Pancasila, yang diimplementasikan dalam bentuk tindakan gotong royong membangun kembali Cianjur dan bangkit dari keterpurukan, sesuai dengan jargon “Cianjur Bangkit” sekaligus mewujudkan visi Kabupaten Cianjur Manjur, Mandir-Maju-Religius dan Berakhlak Mulia.

“Saat ini kita hadir bersama di sini, berdo’a bersama memohon dan bermunajat kepada Allah Azza Wajalla, sekaligus untuk mengenang peristiwa 1 (satu) tahun yang lalu,” ujarnya.

Menurut Herman, penyelenggaraan istighosah ini juga merupakan ikhtiar, sebagaimana Allah SWT anjurkan dalam firman-nya “ud’uuni astajib lakum”, yang artinya berdo’alah, niscaya akan aku kabulkan.

Dalam konteks demikian, kata Herman, maka do’a adalah bagian dari upaya, dan yang tidak kalah pentingnya adalah usaha yang serius untuk tetap fokus mewujudkan cita-cita mulia ini. Artinya do’a dan usaha harus tetap sejalan.

Acara dilanjutkan dengan tausiyah oleh Prof. KH. Yahya Zainul Ma’arif, Lc., M.A., Ph.D., yang lebih akrab disapa Buya Yahya, pengasuh Lembaga Pengembangan Da’wah dan Pondok Pesantren Al-Bahjah yang berpusat di Cirebon.

Dalam tausiyahnya Buya Yahya menyebutkan bahwa ratusan jiwa yang tewas dalam gempa bumi setahun lalu di Cianjur adalah mati syahid. “Dan janganlah berburuk sangka kepada Alloh SWT, seolah Cianjur dan kota-kota lainnya yang ditimpa gempa diberi azab karena banyak berbuat dosa,” ujar Buya.

“Akan tetapi tanamkan dalam keyakinan bahwa harkat dan martabat warga Cianjur akan dinaikan derajatnya di hadapan Alloh SWT melalui gempa yang menimpa setahun lalu itu,” sambung Buya Yahya yang juga salah satu donatur ketika Cianjur diterjang gempa dahsyat, 21 Nopember 2022 lalu.

Asep R. Rasyid