Suasana Haru Warnai Pengumuman Pemenang Lomba Menulis Surat untuk Ibu yang Digelar Sahabat Kang Cucun

WartaParahyangan.com

BANDUNG – Pengumuman para pemenang Lomba Menulis Surat untuk Ibu dari Bestie Humaira dan Sahabat Kang Cucun, diwarnai isak tangis. Para pemenang diumumkan pada acara puncak yang digelar di Sutan Raja, Soreang, Kabupaten Bandung, Minggu (24/12/2023) malam.

Hampir seluruh hadirin, khususnya ibu-ibu dari para peserta lomba, tampak tak kuasa menahan air matanya. Sebagian dari mereka ada juga yang berpelukan erat antara anak dan ibunya. Terutama saat pembawa acara, Dina Muhidin, mengajak seluruh hadirin untuk berdiri dan menyanyikan bersama lagu berjudul “Kasih Ibu”.

Suasana penuh haru tersebut dimulai saat Kang Cucun, panggilan akrab Haji Cucun Ahmad Syamsurijal, menyampaikan sambutannya. Meski tampil melalui zoom, Kang Cucun yang juga Ketua Fraksi PKB DPR RI itu, mampu membangun suasana hadirin hanyut membayangkan seorang ibu yang jasa dan pengorbanannya tak ternilai.

Dimulai dengan cerita Kang Cucun saat dirinya masih bersekolah dan bersama ibunda tercinta sebelum meninggal dunia. Demi kesuksesan anaknya, ibunda saat itu rela melepas cincin yang menempel di jarinya untuk dibawa buat membayar biaya sekolah.

“Itu salah satu bukti bahwa pengorbanan seorang ibu untuk anaknya itu tak ternilai. Karena itu, jangan coba-coba berkata, bahwa kesuksesan kita hari ini karena kehebatan kita. Saya berada di posisi seperti ini sebagai anggota DPR RI, bukan karena saya hebat. Tapi karena tetesan air mata ibu yang mengucur setiap malam saat mendo’akan saya,” ungkap Kang Cucun.

Hadirin semakin hanyut dalam suasana haru saat putri Kang Cucun, Humaira Zahrotunoor menyampaikan sambutan kedua. Baru beberapa kalimat Humaira yang juga calon anggota legislatif untuk DPRD Provinsi Jabar itu membuka sambutannya, tangannya berkali-kali menyeka matanya karena tak kuasa menahan tangis.

“Mohon maaf hadirin, saya ini ternyata orang yang cengeng dan baper kalau sudah bicara soal ibu. Air mata saya langsung menetes, saat membayangkan betapa luar biasanya perjuangan, pengorbanan dan ketulusan seorang ibu merawat anaknya seperti saya,” ucap Humaira.

Suasana bertambah haru saat pembawa acara mempersilakan kepada pemenang lomba juara 1 bernama Sifa Nurhayati untuk membacakan karyanya berupa surat ungkapan cinta, sayang, dan terima kasih kepada ibu. Semua hadirin tampak berkaca-kaca menyaksikan sang juara tampil dengan penuh ekspresi.

Puncaknya, saat pembawa acara memberi kesempatan kepada salah seorang yang gagal menjadi peserta lomba karena telat mengirim naskahnya, yaitu Nopelia. Ia sengaja hadir menyerahkan naskah tersebut justru saat para pemenang segera akan diumumkan.

“Tak apa saya gagal jadi peserta. Dan saya juga tak ingin berebut hadiah dengan yang lain. Saya hanya ingin ikut memeriahkan lomba dalam rangka Hari Ibu ini. Minimal, saya diberi kesempatan untuk membacakan isi surat yang sudah saya tulis semalam,” kata Nopelia.

Mendapat permohonan tersebut, Panitia dengan bijak memberi kesempatan kepada Nopelia untuk membacakan suratnya berjudul “Teruntuk Ibuku Tersayang di Alam Sana”. Sebuah judul surat yang mudah ditebak menggambarkan curhatan hati Nopelia untuk ibunya yang sudah meninggal 10 tahun lalu.

Hadirin pun tampak semakin larut dalam suasana haru dengan banjir air mata. Apalagi saat Nopelia akhirnya harus berhenti beberapa kali membacakan suratnya karena tak kuat menahan tangis. Mungkin teringat ibunya yang sudah meninggalkannya itu.

Pada acara puncak tersebut, sejumlah peserta lomba ikut hadir, khususnya para pemenang. Untuk kategori umum dimenangkan oleh Rosadi (Juara 1), Purnama Sidik (Juara 2) dan Desi Tri (Juara 3). Sedangkan untuk kategori mahasiswa/pelajar pemenangnya adalah Sifa Nurhayati (Juara 1), Qorin Nuraini (Juara 2) dan Dila Andini (Juara 3).

Lily Setiadarma