BANDUNG – Warta Parahyangan
Tujuh desa pada dua kecamatan di Kab, Bandung, masing-masing Desa Sadu, Sukajadi, Cukanggenteng, Pasirjambu, Cisondari, Cibodas dan desa mekarsari akan menerima bantuan program perbaikan rumah tidak layak huni (Rutilahu) dari PDAM Raharja.
Kabag humas dan Hukum PDAM Tirta Raharja, H. Dadang Supriyadi yang di dampingi Kabag Litbang Deli Martajaya, mengatakan, rumah yang mendapat bantuan pada 2017 ini baru 15 unit dari seluruhnya 40 rumah. Tiap unit rumah masing-masing mendapat Rp15 juta. Pada 2018 nanti diharapkan 25 rumah sisanya dapat terselesaikan.
Detil program rutilahu tersebut tertuang dalam memorandum of understanding (MoU) antara PDAM Tirta Kerta Raharja dengan para kepala desa yang menerima bantuan program, di Aula desa Cisondari Kec. Pasir jambu Kab. Bandung. Kamis ( 21/12), di antaranya Kades Pasirjambu H. Asep Hamdani SH dan Kades Cisondari Rudi Kartasasmita.
Kades Pasirjambu H. Asep Hamdani SH, menyatakan apresiasinya atas program rutilahu yang digulirkan PDAM Tirta Raharja untuk masyarkat di desanya. Menurut dia, pendataan tentang rutilahu itu dilakukan November lalu, di antaranya di RW 08 Kp. Batureog dan RW 04 Sukamaju. Ia meminta realisasinya dipercepat.
Pada kesempatan itu H. Asep juga meminta PDAM Tirta Raharja melakukan percepatan pengerjaan pemasangan pipa Spam Gambung untuk kawasan Cukanggenteng Pasirjambu. Percepatan dinilai penting mengingat masyarakat saat ini sangat membutuhkan.
SOAL PROYEK SPAM
PDAM Tirta Raharja memastikan pihaknya akan mengakomodir aspirasi masyarakat 6 desa Kabupaten Bandung terkait proyek galian untuk pemasangan pipa Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Gambung Kabupaten Bandung. Sebagian warga menilai proyek dengan pipanisasi sepanjang 15 kilometer tersebut tidak memerhatikan keselamatan pengguna jalan pasalnya hanya ditutup oleh material tanah bekas galian.
Dadang menjelaskan, PDAM Tirta Raharja memang menjadi pihak yang menginisiasi proyek tersebut. Namun yang melakukan pekerjaan yaitu pemerintah pusat melalui Kementerian PUPR dan dikoordinasikan dengan BBWS Citarum. Karenanya pengerjaan galian dan hal lainnya mengikuti tata cara pengadaan dari pemerintah pusat.
“Namun secara teknis kita bersama-sama melakukan koordinasi. Proyek ini kan nantinya untuk masyarakat Kabupaten juga tentunya, dan harus ada pengorbanan dulu seperti galian-galian di sepanjang 5-6 desa,” kata Dadang kepada Warta Parahyangan di Aula desa Cisondari , Kamis (21/12/2017).
Berbicara soal proyek galian, Dadang menuturkan, tentunya setelah digali dan ditutup kembali oleh material tanah, tidak akan serta merta galian tersebut akan padat kembali. Menurutnya dibutuhkan proses alamiah yang tidak instan.
Selanjutnya untuk menjawab keluhan masyarakat, Dadang memastikan pihaknya atas nama negara akan bertanggungjawab sepenuhnya terkait normalisasi akibat pengerjaan SPAM Gambung yang pengerjaannya dimulai pada Juni 2017 lalu.
“Tidak perlu khawatir, kami atas nama negara akan bertanggungjawan dalam hal perbaikan sampai kondsi normal,” tegas Dadang.
Proyek yang menggunakan dana dari APBN tersebut, lanjut Dadang, diperkirakan selesai di awal 2019 sehingga di semester pertama 2019 masyarakat di 5 kecamatan bisa menikmati aliran air. Rencananya SPAM Gambung akan bisa melayani 35ribu sampai 45ribu pelanggan baru di Kabupaten Bandung dan Kota Cimahi yang belum terlayani.
“Air dari SPAM Gambung akan memenuhi akses air warga di Kecamatan Soreang, Kutawaringin, Margaasih, Katapang, dan Margahayu, serta Kota Cimahi untuk Cimahi Selatan,” ujar Dadang.
Dadang menambahkan, proyek SPAM Gambung tersebut juga tidak akan berjalan lancar tanpa dukungan dari aparat desa yang telah melakukan koordinasi dan sosialisasi masif kepada warga. Ia juga memastikan akan terus memberikan pemahaman kepada warga mengenai beberapa ekses negatif akibat pengerjaan proyek tersebut.
“Mohon pengertian, mohon maaf atas ekses pengerjaan ini yang terbuka maupun pengeboran. Insyallah kita akan melakukan normalisasi kembali. Mohon dukungannya kepada seluruh stakeholder dalam rangka percepatan proyek ini,” tandas Dadang. — Lee