Bupati Bandung Sapa Warga Desa Citaman, Sampaikan Capaian Program Prioritas

WartaParahyangan.com

BANDUNG – Bupati Bandung Dadang Supriatna kembali menyapa warga melalui kegiatan Rembug Bedas ke-144 di GOR Desa Citaman, Kecamatan Nagreg, Kabupaten Bandung, Jumat (12/7/2024).

Rembug Bedas itu merupakan momen penting Bupati Bandung untuk menjalin silaturahmi dengan masyarakat, sekaligus menunjukkan bahwa pemerintah hadir di tengah-tengah masyarakat untuk menyerap aspirasi dalam rangka mewujudkan masyarakat yang semakin Bedas.

“Kita juga ingin mengetahui apakah 13 program prioritas yang sudah digulirkan itu berjalan atau tidak,” kata Kang DS, sapaan akrab Dadang Supriatna.

Kang DS mengungkapkan, selama kepemimpinannya sudah merealisasikan program perbaikan rumah tidak layak huni (rutilahu). Di awal kepemimpinannya ada sekitar 37.000 unit rutilahu di Kabupaten Bandung, sehingga Pemkab Bandung memprogramkan perbaikan 7.000 unit rutilahu setiap tahunnya.

Realisasinya, kata Kang DS, pada 2021 sebanyak 7.437 unit rutilahu telah diperbaiki, tahun 2022 sebanyak 7.397 unit, dan tahun 2023 sebanyak 7.506 unit. Memang masih cukup banyak rutilahu yang belum diperbaiki. Untuk itu, perbaikan 37.000 rutilahu bisa tuntas, jika kepemimpinannya dilanjutkan.

Dalam tiga tahun terakhir, kata Kang DS, dari 37.000 rutilahu tersebut telah diperbaiki sebanyak 22.230 unit, dan ia akan melanjutkan program perbaikan rutilahu ini hingga di Kabupaten Bandung tak ada lagi warga yang tinggal di rutilahu.

“Kalau di Desa Citaman masih ada rutilahu, segera disampaikan ke Kepala Desa Citaman, supaya segera diusulkan ke Disperkintan Kabupaten Bandung untuk mendapatkan bantuan perbaikan,” katanya.

Kang DS juga mengungkapkan bahwa para kader PKK secara bertahap diberikan insentif, walaupun belum semuanya. Tetapi sebanyak 51.000 kader PKK diberikan BPJS Ketenagakerjaan.

“Termasuk petani, sekarang dilindungi. Sebanyak 87.000 petani di Kabupaten Bandung diberikan BPJS Ketenagakerjaan,” katanya.

Menurut Kang DS, manfaat BPJS Ketenagakerjaan antara lain disaat kecelakaan, biaya rumah sakit dicover oleh pemerintah. Disaat meninggal dunia, ahli warisnya mendapatkan santunan Rp42 juta.

“Kalau sudah tiga tahun berturut-turut keanggotaan BPJS-nya, selain mendapatkan Rp42 juta, juga Rp 172 juta rupiah untuk ahli warisnya melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi,” jelas Kang DS seraya menyebutkan ada 677 peserta BPJS yang sudah meninggal.

Pada kesempatan itu Kang DS juga mensosialisasikan program pinjaman dana bergulir tanpa bunga dan tanpa jaminan. Program ini untuk mengurangi masyarakat terjerat bank emok karena dapat merusak karakter.

“Pemerintah sudah menyiapkan Rp70 miliar di BPR Kerta Raharja dan Bank BJB, jika masih kurang akan ditambah lagi untuk mendorong peningkatan ekonomi masyarakat,” katanya.

Lily Setiadarma