WartaParahyangan.com
BANDUNG – Beberapa ruang kelas di SD Negeri Sukawening, Desa Sukawening, Kecamatan Ciwidey, Kabupaten Bandung, dikhawatirkan ambruk karena kondisinya sangat memprihatinkan, khususnya ruang kelas 4. Ruang belajar ini sudah dikosongkan karena atap dan dindingnya sudah keropos, dan juga tidak memiliki mebeler.
Selain itu, gedung SDN yang letaknya sekitar 20 meter dari kantor Desa Sukawening dan RSUD Bedas Pacira itu, membutuhkan pemagaran halaman sekolah untuk menjaga keselamatan para siswa saat bermain. Karena batas halaman sekolah sepanjang sekitar 40 meter itu hanya difondasi setinggi 2,5 meter, tanpa pagar, sehingga rawan kecelakaan saat para siswa bermain.
Kondisi tersebut sejak beberapa tahun lalu sudah dilaporkan pihak sekolah kepada Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Bandung, terutama meminta agar ruang-ruang kelas yang rusak segera diperbaiki, juga meminta bantuan untuk pemagaran halaman depan sekolah. Namun semua itu tidak digubris Disdik Kabupaten Bandung.
Kepala SDN Sukawening, Ahmad Rosad, ketika ditemui wartaparahyangan.com, Selasa (4/2/2025), mengakui hal itu. “Dilihat dari catatan yang saya baca, sejak tahun 1985 sekolah ini belum mendapatkan bantuan rehab, padahal permohonannya sudah sering diajukan, tapi realisasinya belum sampai sekarang,” katanya.
Alasannya, gedung SDN Sukawening, meskipun banyak kerusakan, tidak menjadi prioritas Disdik setempat untuk diperbaiki. “Tapi kemarin kita sudah ditinjau oleh bagian sarana. Katanya insyaallah diproses,” ujar Rosad.
Ia juga menyebutkan, selain perbaikan ruang kelas, pihaknya membutuhkan pemagaran halaman sekolah sepanjang 40 meter. Halaman sekolah ini telah dijadikan sebagai Lapangan Bedas tempat bermain para siswa.
“Kami tentunya ingin menjadikan SDN ini sebagai sekolah ramah anak, nyaman untuk anak. Itu salah satunya akan terwujud bila halamannya dipagar. Saat ini untuk sementara kami melarang anak-anak bermain di halaman itu, karena belum ada pemagaran, jadi rawan sekali,” tutur Rosad.
Ia menambahkan, SDN Sukawening yang memiliki 12 rombongan belajar (rombel) dengan jumlah siswa sebanyak 312 orang itu, merupakan SD hasil merger dari SDN Nenon dan SDN Sukawening.
Lily Setiadarma