SUKABUMI, Warta Parahyangan
Pandawa Lima dengan gagah perkasa berjalan tegap diiringi kerata kencana, Bima Bratasena, Yudistira, Arjuna, Nakula dan Sedawa siap siaga jaga nagara, tak ada satupun yang tak terbasmi, Hoax, ujaran Kebencian, agitasi dan upaya pemecah belah hancur luluh kena Gada Bima, tertusuk trisula Yudistira, tertembus gondewa Arjuna serta dimusnahkan pedang Nakula dan Sadewa.
Itulah cuplikan Cabaret ” Pandawa Lima Jaga Nagara” besutan Dinas Komunikasi Informatika dan Persandian Kab.Sukabumi pada acara Karnaval Mobil Hias dan Festival Bunga dalam rangka hari jadi Kabupaten Sukabumi ke 149 tahun 2019 di Palabuhanratu, Minggu (15/9)
“Konsep Pandawa Lima Jaga Nagara kita jadikan tema untuk refresentasi tufoksi Kominfo sebagai government public relation dalam membangun ketahanan informasi, melakukan literasi publik dan menyediakan informasi yang dapat dipertanggungjawabkan. “kata Kabid Informasi dan Komunikasi Publik, Herdy Somantry.
Menurutnya, tanggungjawab besar Kominfo tersebut perlu dukungan semua pihak serta kerjasama masyarakat pada umumnya. Bentuk kemitraan dengan masyarakat dalam ikhtiar membangun ketahanan informasi adalah kerjasama dengan Kelompok Informasi Masyarakat yang sekarang sudah terbentuk hampir di seluruh Kecamatan di wilayah kab. Sukabumi.
Acara Karnaval Mobil Hias dan Festival Bungan dihadiri ribuan pengunjung yang tumpah ruah di sepanjang jalan yang dilalui iring iringan karnaval. Masyarakat turut bergembira bersama dan berharap festival tersebut bisa dilaksanakan setiap tahun secara berkelanjutan, “Selain meriah, ini menjadi media berkumpul masyarakat, sehingga kita menjadi lebih akrab dan bisa bergembira bersama.” kata salah seorang pengunjung karnaval.
Karnaval Mobil Hias dan Festival Bunga selain memeriahkan Hari Jadi ke-149 Kab. Sukabumi, juga merupakan salah satu upaya pemkab Sukabumi dalam mendorong kepariwisataan ke tingkat internasional. Selain itu juga untuk menciptakan destinasi wisata dilevel internasional dengan akses yang mudah, amenitas atau fasilitas pendukung yang memadai dan atraksi kelas dunia terkait dengan kearifan lokal (local wisdom) dengan keragaman budaya (culture diversity).
Ujang S. Chandra
