WartaParahyangan.com
BANDUNG – Sebanyak 2.146 pegawai Perwakilan Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga) atau Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jawa Barat berkumpul di kawasan eMTe Highland Resort, Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung.
Mereka mengikuti kegiatan “Retreat-Jambore Bangga Kencana”selama tiga hari, mulai Kamis hingga Sabtu (10-12 Juli 2025).
Kemendukbangga/BKKBN Jawa Barat menggandeng Pusat Pendidikan Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI AD untuk menyukseskan kegiatan tersebut. Kolaborasi ini bertujuan membentuk karakter penyuluh yang disiplin, sigap, dan adaptif terhadap tantangan lapangan.
Menteri Kemendukbangga/BKKBN, Dr. H. Wihaji, S.Ag., M.Pd., hadir langsung untuk memberi arahan kepada seluruh peserta. Dalam sambutannya, ia menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari perayaan Hari Keluarga Nasional (Harganas) yang berlangsung di berbagai daerah. Jawa Barat memilih konsep “retreat” dan “jambore” agar peserta bisa merenung sekaligus menguatkan semangat kerja.
“Retret ini berfungsi sebagai orientasi ulang. Kita ingin membangun ulang kedisiplinan, menguatkan energi kerja, sekaligus menyosialisasikan perubahan lembaga kita dari ‘badan’ menjadi ‘kementerian’. Dengan semangat baru ini, kita harus mampu meningkatkan kinerja,” tegas Wihaji.
Menurut Wihaji, Kementerian telah menetapkan sejumlah program quick win yang menjadi fokus utama tahun ini. Program-program tersebut antara lain GENTING (Gerakan Orang Tua Asuh Atasi Stunting), Lansia Berdaya, Tamasya (Taman Asuh Sayang Anak), Gerakan Air Rakyat Indonesia, dan pengembangan platform digital Super App.
Ia menekankan bahwa tugas penyuluh menjadi sangat penting dalam mendeliver program-program tersebut ke masyarakat. Karena itu, sebanyak 2.050 penyuluh dari seluruh Jawa Barat hadir untuk menyamakan visi, menyelaraskan pemahaman, dan memperkuat strategi lapangan.

“Kita kumpulkan para penyuluh karena mereka adalah ujung tombak. Mereka yang berhadapan langsung dengan masyarakat. Perubahan perilaku dan edukasi tidak mungkin terjadi tanpa mereka. Maka semua harus punya satu persepsi dan semangat yang sama,” jelasnya.
Dalam paparannya, Wihaji juga menyampaikan sejumlah target kuantitatif dari program quick win. Untuk program GENTING, pemerintah menargetkan satu juta anak asuh. Hingga saat ini, penyuluh telah berhasil menggalang lebih dari 229.000 anak. Sementara itu, program Tamasya telah membentuk lebih dari 3.000 taman penitipan anak. Program Lansia Berdaya juga terus berkembang dengan indikator layanan yang semakin terukur dan profesional.
“Kami menetapkan semua program dengan target yang jelas. Tanpa target, arah kerja akan kabur. Kita perlu pendekatan yang terukur agar hasilnya nyata,” tambahnya.
Seluruh kegiatan berlangsung di satu area terpusat, yakni eMTe Highland Resort. Kawasan ini memiliki luas sekitar 5,9 hektare dan mampu menampung seluruh peserta dalam area yang sama. Lokasi perkemahan dan cottage tersedia dalam jumlah memadai dan mampu mendukung berbagai aktivitas.
Pemilik eMTe Highland Resort, H. eMTe, mengapresiasi penyelenggara yang telah mempercayakan lokasi ini sebagai tempat pelaksanaan kegiatan. Ia juga bersyukur seluruh kegiatan berlangsung lancar.
“Alhamdulillah, semua berjalan sukses. Cuaca juga sangat mendukung. Dari tanggal 10 hingga 12, tidak ada hambatan berarti,” ujar H. eMTe.
Ia menambahkan bahwa seluruh rangkaian kegiatan tetap berada dalam kawasan eMTe, tanpa melibatkan lokasi lain. Hal ini memudahkan koordinasi sekaligus menciptakan lingkungan yang kondusif bagi para peserta.
Salah satu peserta, Lina Yuliani, S.AP., penyuluh KB asal Kabupaten Cianjur, mengaku sangat senang bisa mengikuti kegiatan ini. Selama tiga hari, ia merasakan manfaat besar dari sesi-sesi pembinaan, pelatihan kedisiplinan, hingga aktivitas membangun kekompakan.
“Kegiatan ini sangat positif. Kami mendapat banyak wawasan baru, memperkuat hubungan antarpenyuluh, dan tentu saja menyegarkan semangat kerja kami di lapangan,” ungkap Lina.
Ia berharap Kemendukbangga/BKKBN bisa menjadikan kegiatan semacam ini sebagai agenda rutin. Selain memberi ruang refleksi, kegiatan ini juga mempererat jaringan kerja antarpenyuluh dari berbagai wilayah.
“Kami berharap ini terus diadakan tiap tahun. Karena dengan begini, kami bisa menjaga semangat, memperluas relasi, dan terus belajar dari pengalaman sesama,” ujarnya penuh semangat.
Retreat dan jambore kali ini tidak hanya memperkuat kedekatan antarpegawai dan penyuluh, tetapi juga menegaskan arah baru Kemendukbangga sebagai kementerian. Melalui pendekatan yang berorientasi pada lapangan, BKKBN Jawa Barat ingin memastikan bahwa setiap program menyentuh kebutuhan riil masyarakat.
Dengan membangun kolaborasi lintas sektor, memperkuat sumber daya manusia, dan menerapkan sistem kerja yang terukur, Kemendukbangga optimis bahwa perubahan besar akan dimulai dari level akar rumput. Seluruh penyuluh yang hadir kini membawa semangat baru untuk mengedukasi masyarakat dengan pendekatan yang lebih efektif dan bermakna.
Sebagaimana ditekankan Menteri Wihaji, perubahan perilaku masyarakat adalah tantangan besar. Namun dengan komitmen bersama, ia yakin bahwa Jawa Barat mampu menjadi pelopor dalam pelayanan kependudukan dan pembangunan keluarga.
Lily Setiadarma