Mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Gelar KKN Moderasi Beragama di Desa Ciwidey, Hadirkan Semangat Toleransi

WartaParahyangan.com

BANDUNG – Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung resmi memulai kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Moderasi Beragama di Desa Ciwidey, Kecamatan Ciwidey, Kabupaten Bandung.

Pembukaan berlangsung dengan antusiasme tinggi pada Selasa (22/7/2025) pagi dan menghadirkan nuansa kebersamaan antara mahasiswa, tokoh masyarakat, dan aparat desa.

Sebanyak 44 mahasiswa dan mahasiswi mengikuti KKN ini. Mereka akan mengabdi di tiga titik wilayah, yakni bagian atas, tengah, dan bawah Desa Ciwidey. Masing-masing lokasi memiliki latar belakang keberagaman agama dan kepercayaan yang unik.

Kepala Desa Ciwidey, H. Yusup Darmaji, menyambut hangat kehadiran para mahasiswa. Ia menyatakan bahwa KKN ini sangat relevan dengan kondisi sosial masyarakat. “Kami melihat keberadaan peserta KKN sebagai peluang untuk memperkuat toleransi antarumat beragama,” ucapnya.

Menurut Yusup, wilayah Ciwidey menjadi lokasi strategis karena memiliki keragaman pemeluk keyakinan. RW 15 dihuni warga beragama Nasrani. Sementara itu, RW 11 dan 12 menjadi tempat berkembangnya kepercayaan lokal atau kebatinan.

“Mahasiswa tidak datang untuk berdakwah dalam arti sempit. Mereka hadir untuk menjalin harmoni antaragama,” tegas Yusup. Ia berharap kegiatan ini mendorong masyarakat agar tetap menjaga suasana kondusif. Selain itu, warga juga diajak aktif membangun kehidupan rukun berdasarkan nilai-nilai Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

Sementara itu, dosen pembimbing lapangan dari UIN Sunan Gunung Djati Bandung, dr. H. Usep Dedi Rostandi, M.A., menjelaskan misi utama KKN ini. Ia menegaskan bahwa mahasiswa harus mengamalkan ilmu dari kampus sambil belajar langsung dari kehidupan masyarakat.

“Kami ingin mahasiswa bisa beradaptasi dengan masyarakat. Mereka juga harus mendorong penguatan moderasi beragama di lingkungan yang beragam,” ujar dr. Usep.

Ia menyebutkan, peserta akan tinggal di tengah masyarakat selama lebih dari satu bulan. Mereka akan mengadakan berbagai program sosial, keagamaan, dan edukatif. Selama itu, mahasiswa akan melihat langsung dinamika toleransi di lingkungan yang memiliki gereja, pasewakan, dan pesantren.

“Kami mendorong mahasiswa agar menjadi pelopor kedamaian. Mereka juga harus mampu merajut kebersamaan di tengah perbedaan keyakinan,” lanjutnya.

Dengan pembekalan yang sudah diberikan, mahasiswa ditugaskan untuk bersinergi dengan tokoh masyarakat, pemuda Karang Taruna, dan warga sekitar. Setiap kelompok harus menyusun program kerja yang sesuai dengan kebutuhan dan konteks sosial masyarakat.

Kegiatan ini berlangsung dari 21 Juli hingga 24 Agustus 2025. Selama periode tersebut, mahasiswa diharapkan mampu menyampaikan pesan-pesan moderasi melalui pendekatan dialogis, bukan konfrontatif.

Para tokoh masyarakat menyambut baik semangat inklusivitas yang dibawa para peserta KKN. Banyak warga menyampaikan apresiasi karena mahasiswa bersikap terbuka dan menghargai keberagaman.

KKN Moderasi Beragama ini menjadi cerminan nyata dari visi UIN Sunan Gunung Djati Bandung dalam mencetak generasi toleran dan bijaksana. Melalui kegiatan ini, mahasiswa tidak hanya belajar teori, tetapi juga menerapkan nilai-nilai kemanusiaan di lapangan.

Dengan semangat kolaboratif dan toleran, UIN Sunan Gunung Djati menunjukkan komitmen nyata dalam memperkuat keharmonisan sosial. Kehadiran mahasiswa di tengah masyarakat plural menjadi bentuk nyata dari pengabdian berbasis nilai, bukan sekadar kewajiban akademik.

Lily Setiadarma

Leave a Reply