WartaParahyangan.com
BANDUNG – PT Geo Dipa Energi (Persero) menyelenggarakan kegiatan Focus Group Discussion (FGD) dan sosialisasi rencana reboisasi Lahan Kompensasi Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH) Patuha 2 di Desa Sugihmukti, Kecamatan Pasirjambu, Kabupaten Bandung, Rabu lalu.
Kegiatan tersebut merupakan bagian dari upaya dalam menyusun rancangan teknis reboisasi Lahan Kompensasi IPPKH Patuha 2 melalui pendekatan kolaboratif dan berbasis pelestarian ekosistem.
FGD tersebut bertujuan untuk mensosialisasikan hasil observasi dan survei lapangan yang telah dilakukan di Lahan Kompensasi IPPKH Patuha 2, sekaligus menjaring masukan dari para pemangku kepentingan, termasuk pemerintah desa, akademisi, serta masyarakat lokal.
Dalam paparannya, Sari Ramadhani dari PT Geo Dipa Energi (Persero) menegaskan komitmen perusahaan terhadap pemulihan kawasan hutan. Selain itu, Sari juga mengungkapkan harapan terkait manfaat untuk masyarakat Desa Sugihmukti.
“Kami berkomitmen kepada pemerintah untuk menjadikan kawasan ini kembali menjadi hutan dalam tiga tahun ke depan. Harapan kami, kawasan ini nantinya bisa menjadi hutan milik warga Sugihmukti yang memberi manfaat ekologis dan sosial, termasuk potensi menjadi kawasan ekowisata seperti bird watching, camping, dan forest walk,” tutur Sari.
Sebagai langkah awal sebelum reboisasi, telah dilakukan pemasangan patok batas bidang tanam (BT) di lokasi. Rencana penanaman pun akan dibagi menjadi tiga bagian, dengan pola tanam intensif 4×4 atau 4×3 meter persegi. Tanaman yang diusulkan meliputi jenis lokal seperti rasamala, puspa, sarinten, kibogor, dan caringin. Tanaman yang diusulkan tersebut merupakan jenis-jenis yang saat ini juga hidup di sekitar lakom.
Akademisi dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Padjadjaran, Dr. Teguh Husodo, turut memaparkan hasil studi keanekaragaman hayati yang dilakukan di area lakom.
“Kawasan ini masih memiliki potensi keanekaragaman hayati yang tinggi, termasuk 100 lebih jenis flora dan fauna seperti kukang jawa, burung elang, serta bangkong tuli yang menjadi indikator air bersih. Kawasan lakom juga potensial untuk pengembangan ekowisata dan dapat menjadi bagian dari hutan lindung yang utuh,” ujar Teguh.
Sementara itu, Riza, perwakilan dari Pemerintah Desa Sugihmukti, menggarisbawahi pentingnya koordinasi agar seluruh pemangku kepentingan dapat merasakan manfaat rencana reboisasi ini.
“Kami ingin kawasan ini dikelola sebaik mungkin. Tapi tentu kami juga ingin kembali kepada masyarakat, bagaimana bentuk pengelolaan yang sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi warga,” kata Riza.
Ketua Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD) Sugihmukti, Oman Rohman, menegaskan komitmennya terhadap penanaman kembali yang ramah lingkungan. “Kami mendukung penuh upaya Geo Dipa Energi menjadikan kawasan ini sebagai hutan kembali, dengan tetap memperhatikan pemanfaatan ekosistem secara bijak dan berkelanjutan,” ujar Oman.
Kegiatan juga diwarnai oleh diskusi terbuka dengan tokoh masyarakat, termasuk Dadi dan Dani, yang menyoroti pentingnya pelestarian mata air dan keseimbangan antara kepentingan lingkungan dengan kebutuhan dasar warga.
Sebagai penutup, disepakati bahwa semua masukan dari FGD ini akan dirangkum dalam dokumen Rencana Teknis (Rantek) Reboisasi. Lakom IPPKH Patuha 2 akan dikelola tanpa pembangunan fisik, hanya fokus pada pemulihan fungsi hutan lindung dan perawatannya selama tiga tahun ke depan.
Lily Setiadarma