WartaParahyangan.com
CIANJUR – Situasi politik di Kabupaten Cianjur kian memanas jelang pendaftaran bakal calon (balon) bupati/wakil bupati Cianjur ke KPUD, April mendatang.
Berbagai manuver politik dilakukan pihak-pihak tertentu, khususnya mereka yang dekat dengan kekuasaan. Korban pun mulai jatuh. Salah satunya Balonbup Cianjur, dr. Cecep M. Wahyudin, yang akrab disapa Dokter Cecep (DC).
Baliho atau alat peraga sosialisasi yang dipasang relawan Sahabat Muda DC di perempatan jalan Warungkondang, ditutup baliho milik Pemkab Cianjur tanpa pemberitahuan. Padahal pemasangan baliho tersebut resmi dan berbayar, karena sudah didaftarkan ke Badan Pengelolaan dan Pendapatan Daerah Kabupaten Cianjur. Masa berlakunya pun hingga Maret 2020.
Baliho berukuran 6×4 m tersebut sudah dipasang relawan Sahabat Muda DC sejak 20 Desember 2019 melalui jasa advertising Bento Kreasi Mandiri senilai Rp9,5 juta.
Dokter Cecep yang datang bersama timnya ke lokasi pemasangan baliho itu, Rabu (22/1), langsung membuka kembali baliho yang menutupi alat peraga sosialisasinya.
“Alat peraga sosialisasi ini dipasang relawan Sahabat Muda DC. Relawan ini anak-anak milenial yang mendukung saya,” kata Cecep.
Pengusaha muda itu menyayangkan terjadinya penggantian baliho tersebut tanpa pemberitahuan. Bahkan dia mengendus penggantian reklame itu ada unsur politis jelang Pilkada Cianjur.
”Saya berikan motivasi kepada para relawan agar tetap bersemangat. Jangan sampai perjuangan mereka redup,” katanya.
Cecep mengakui, saat ini tensi politik di Cianjur mulai menghangat dan pihaknya mengharapkan dalam menghadapi pesta demokrasi ini tidak ada istilah jegal-menjegal secara sistematis, terstruktur dan masif.
“Kalau penggantian reklame ini berkaitan dengan Pilkada 2020, seharusnya tidak usah melakukan hal-hal seperti itu karena perjalanannya masih panjang. Siapapun yang akan mencalonkan nanti, harus bisa menunjukkan kedewasaan dalam berpolitik,” kata Cecep.
Pihaknya pun menunggu itikad baik dari penyedia jasa advertising dan Pemkab Cianjur. Seandainya tidak menemukan solusi, Cecep sudah menyiapkan kuasa hukum untuk melayangkan somasi kepada jasa advertising dan Pemkab Cianjur.
Kepada relawan dan timnya Cecep pun selalu menekankan agar patuh terhadap aturan. Utamanya memasang alat peraga sosialisasi secara legal dengan mendaftarkan dan membayar pajaknya, serta tidak asal tempel.
“Saya juga mewanti-wanti kepada relawan dan tim agar tidak memasang alat peraga di pepohonan, karena itu tidak baik. Kalau memang mau mendukung saya, cara-caranya harus elegan,” katanya.
(Asep R. Rasyid)