140 Penerima PKH di Cipanas Nyatakan Diri Naik Kelas

Plt. Bupati Cianjur Herman Suherman bersilaturahmi dengan warga desa di Kecamatan Cipanas, Cianjur, sekaligus melakukan monitoring dan evaluasi penyaluran Bansos Sembako, Rabu (29/1)

WartaParahyangan.com

CIANJUR – Sebanyak 140 keluarga penerima bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) di Desa Sindanglaya, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur, menyatakan diri   naik kelas (graduasi mandiri).

Artinya mereka keluar dari kepesertaannya di PKH secara sadar dan sukarela, karena status ekonomi dan kesejahteraanya sudah neningkat berkat hasil usaha rumahan yang mereka jalankan. Dengan begitu mereka tidak lagi membutuhkan bantuan sosial tersebut.

“Saya sangat mengapresiasi 140 penerima PKH di desa ini yang sukarela keluar dari kepesertaannya sebagai penerima PKH,” kata Pelaksana Tugas (Plt.) Bupati Cianjur, H. Herman Suherman saat bersilaturahmi dengan ratusan Keluarga Penerima Manfaat (KPM) PKH di aula Desa Sindanglaya, Kecamatan Cipanas, Rabu (29/1).

Sebelum datang ke Sindanglaya, Herman yang didampingi Kadinsos Cianjur Ahmad Mutawali dan Camat Cipanas Latip Ridwan itu melakukan monitoring dan evaluasi program Bantuan Sosial Sembako di sejumlah desa di wilayah Kecamatan Cipanas, antara lain Desa Cipanas, Batulawang dan Sindangjaya.

Menurut Herman, meski mereka sudah menyatakan graduasi mandiri, namun pemerintah daerah setempat tetap akan memperhatikan mereka. Bahkan direncanakan mereka akan diberi bantuan hibah modal usaha, agar usaha yang telah mereka rintis bisa berkembang dan bertambah maju.

“Saya sudah memerintahkan Kepala Dinas Sosial untuk mendata jumlah KPM PKH yang sudah graduasi mandiri. Insya Allah kami akan memberi hibah modal usaha untuk mereka,” kata Herman.

Pihaknya berharap langkah warga Sindanglaya tersebut dapat ditiru oleh KPM PKH lainnya bila sudah merasa mampu. Sedangkan bagi warga yang masih menerima PKH atau Bansos Sembako diingatkan agar bansos tersebut dimanfatkan degan sebaik-baiknya demi kesejahteraan keluarga.

“Program bansos tahun ini, jenis bahan pangannya dikembangkan agar KPM, khususnya anak-anak mendapat asupan nutrisi yang cukup,” kata Herman.

Karena itu pula, katanya lagi, bansos tersebut nilainya ditambah Rp40 ribu menjadi Rp150 ribu/KPM/bulan. Nilai bansos sebesar itu dikemas dalam uang elektronik, dan hanya dapat dibelanjakan di e-warung terdekat.

“Pilihlah bahan pangan sesuai kebutuhan, seperti beras, kacang ijo, telor, ikan, daging ayam, atau daging sapi,” ujar Herman kepada para KPM di desa-desa yang dikunjunginya.

Dalam kunjungan itu, Herman juga menyerahkan buku rekening tabungan kepada anggota baru PKH, Kartu Indonesia Sehat, Kartu Keluarga Sejahtera, serta secara simbolis menyerahkan beras dan telur kepada warga.

(Asep R. Rasyid)