
BANDUNG — Warta Parahyangan
Pusat Pelayanana Kanker Terpadu Rumah Sakit Al Ihsan, di Baleendah Kabupaten Bandung, diresmikan penggunaannya terhitung Kamis (30/11). Peresmian dilakukan oleh gubernur Jabar Ahmad Heryawan didampingi istri, Ny. Hj.Netty Prasetiyani. Hadirnya pusat layanan terpadu kanker ini, diharapkan bisa memudahkan dan mendekatkan masyarakat yang terkena penyakit kanker untuk terapi dan pengobatannya.
“Rumah Sakit Al Ihsan milik Pemprov Jabar ini Alhamdulilah sekarang sudah dilengkapi dengan pelayanan kanker terpadu. Masyarakat yang tengah sakit kanker memungkinkan dapat pelayanan lebih cepat dan dekat,”kata pria yang akrab disapa Aher itu usai meresmikan dan meninjau pusat pelayanan kanker terpadu di RS Al Ihsan Baleendah,.
Dikatakan Aher, dengan kapasitas gedung pusat pelayanan yang besar maka diharapkan bisa melayani masyarakat dan bisa menyelesaikan permasalahan penderita kanker. Khususnya mereka dengan kondisi kanker masih stadium satu atau dua.
Sebenarnya, kata Aher, pelayanan kanker di tiap rumah sakit di Jabar dan Bandung Raya sudah ada. Namun pelayanan yang terpadu di kawasan Bandung Raya baru berada di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS), Rumah Sakit Santosa dan RSUD Al Ihsan. Sehingga jika di rumah sakit seperti di Cirebon, Garut dan Sukabumi tidak tertangani maka bisa dirujuk ketiga rumah sakit di Bandung tersebut.
Aher berharap keberadaan pelayanan kanker terpadu bisa dimanfaatkan oleh masyarakat luas. Selain itu, pihaknya juga melakukan sosialisasi dan penyadaran bersifat promotif dan preventif kepada masyarakat untuk menghindari penyakit kanker.
“Makanan dan minuman yang sehat, tidak merokok, PHBS, kemudian mendeteksi air jangan sampai masuk ke lerut, toilet sehat dan sayuran sehat gak ada pestisida danĀ sekolah sehat,”ujarnyam
Dirut RSUD Al Ihsan, Komar Hanifi mengatakan saat ini banyak rumah sakit lain yang tidak mempunyai radioterapi padahal ujung dari pemeriksaan penderita kanker adalah radioterapi. Selain itu, kebutuhan terhadap alat alat kanker sangat tinggi.
Selama ini katanya, penderita kanker harus menunggu empat bulan untuk mendapatkan radioterapi di RSHS. Kondisi tersebut sangat tidak bagus sebab jika menunggu terlalu lama penyakitnya bisa bertambah.
“Kami berupaya meringankan beban masyarakat. Kalau tidak di radioterapi maka gradasinya (grade) penyakitnya bisa meningkat,” katanya.
Komar melanjutkan, untuk pelayanan radioterapi bisa 30 orang perhari. Peralatan Radioterapi di tempat ini, terdapat tiga unit. Yakni untuk kanker servik, kanker otak, paru dan lainnya. Kata dia, keberadaan pusat layanan kanker terpadu di RS Al Ihsan ini telah berjalan selama satu bulan, dengan jumlah dokter radioterapi mencapai dua orang. Sementara dokter bedah onkologi masih bekerjasama dengan RSHS.
“Nilai investasi gedung ini totalnya Rp 60 miliar, yang dibagi dua tahap. Kemudian kalau peralatannya itu senilai Rp 40 miliar,”katanya.
Pusat Pelayanan Kanker Terpadu di RS Al Ihsan berada dalam satu gedung pelayanan yang terdiri dari empat lantai berisi Poliklinik Onkologi, Kemoterapi, Radioterapi Linear Accelerator, Cobalt-60, Brachytherapi, CT Simulator, Bedah Onkologu, Rawat Inap Onkologi dengan kelas I 6 tempat tidur, kelas II, 12 tempat tidur, kelas III 30 tempat tidur dan VIP 2 tempat tidur
Lily Setiadarma