Akibat Alih Fungsi Lahan, Kawasan Bandung Utara Hadapi Ancaman Krisis Lingkungan

WartaParahyangan.com

BANDUNG – Akibat deforestasi dan alih fungsi lahan yang terkesan tidak terkendali, Kawasan Bandung Utara (KBU) menghadapi ancaman krisis lingkungan, sehingga kondisi ini memerlukan tindakan nyata.

“Bukit-bukit di sini semakin gundul. Jika tidak segera dihijaukan kembali, Bandung akan semakin rentan terhadap bencana seperti longsor, banjir lumpur, dan kekeringan. Sayangnya, perhatian pemerintah masih minim, padahal kita butuh solusi cepat dan konkret,” kata Ketua Odesa Indonesia, Faiz Manshur.

Faiz menyampaikan hal itu setelah melaksanakan kegiatan penghijauan bersama SMAK 1 BPK Penabur Bandung di Kampung Cikawari, Desa Mekarmanik, Kecamatan Cimenyan, Sabtu (1/2/2025).

Menurut Faiz, sekitar 19.000 hektare lahan di kawasan tersebut sudah masuk kategori kritis. Ini antara lain karena selama ini petani di Bandung Utara terjebak dalam pola pertanian jangka pendek yang kurang ramah lingkungan.

Banyak lahan yang hanya ditanami sayuran seperti kol dan kentang, yang meskipun menghasilkan keuntungan cepat, tidak membantu dalam menjaga struktur tanah dan resapan air.

“Petani tidak bisa disalahkan kalau mereka hanya menanam sayuran. Itu satu-satunya pilihan mereka karena mereka tidak punya akses ke bibit tanaman keras. Pemerintah seharusnya hadir untuk memberikan solusi, bukan hanya membuat aturan tanpa eksekusi,” ujarnya.

Faiz juga menyoroti kebijakan pembangunan di KBU yang sering kali mengabaikan dampak lingkungan.

“Pembangunan perumahan dan hotel besar terus terjadi tanpa regulasi yang jelas. Jika tidak ada pengawasan ketat, ekosistem KBU akan semakin rusak. Pemerintah harus lebih serius, bukan hanya mengadakan rapat dan membuat kebijakan di atas kertas,” katanya.

Melalui Odesa Indonesia, Faiz dan timnya telah menyalurkan lebih dari 950.000 bibit tanaman keras sejak 2016, seperti durian, alpukat, nangka, dan kopi. Namun jumlah tersebut masih jauh dari cukup.

“Kita butuh setidaknya 10 juta bibit untuk benar-benar memulihkan ekologi KBU. Sampai sekarang, kita baru bisa memberikan tidak sampai satu juta. Kalau ini dibiarkan, dampaknya akan lebih buruk ke depan,” tegasnya.

Kegiatan penghijauan yang dilakukan bersama SMAK 1 BPK Penabur Bandung adalah salah satu langkah untuk mengatasi krisis lingkungan ini. Sebanyak 3.000 bibit telah ditanam, dan 3.000 lainnya akan disalurkan pada November 2025.

“Kami tidak hanya membagikan bibit. Ada mekanisme pemantauan agar petani benar-benar merawat pohon yang ditanam. Ini bukan sekadar seremoni tanam pohon lalu dibiarkan mati,” jelas Faiz.

Ia juga berharap lebih banyak sekolah, komunitas, dan warga kota Bandung terlibat dalam upaya pemulihan lingkungan ini.

Lily Setiadarma

Leave a Reply