Antisipasi Banjir di Bojongsoang, BPBD Kab. Bandung Keruk Sungai Cikeruh

Tumpukan sampah di jembatan sungai cikeruh Desa Tegaluar Kecamatan Bojongsoang Kab. Bandung , Kian menghawatirka  dan menimbulkan bau busuk yang tidak sedap.

WARTAPARAHYANGAN.COM

BANDUNG – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung akan segera melakukan langkah antsipasi penanganan banjir di wilayah Bojongsoang dengan melakukan pengerukan sedimentasi Sungai Cikeruh.

Drs. H.Akhmad Djohara, M.Si.,

Menurut Kepala Pelaksana Harian (Kalak) BPBD Kabupaten Bandung,  Drs. H.Akhmad Djohara, M.Si.,  pihaknya sudah menurunkan tim assessment ke lokasi Sungai Cikeruh untuk mengetahui seperti apa kondisinya saat ini.

“Hasilnya sudah dilaporkan ke saya. Jadi hal ini atas dorongan dari masyarakat dan pemerintahan kewilayahan disana, sehingga ini memang  harus menjadi program prioritas,” ujar Ajo, panggilan akrab Akhmad Djohara di ruang kerjanya, Selasa (5/1/2021).

Ajo menjelaskan di Sungai Cikeruh memang terjadi sedimentasi yang cukup tebal yang tingginya menutupi setengah kedalaman sungai. Dengan kondisi tersebut, secara otomatis ketika meluapnya air yang disertai tumpukan sampah akhirnya terjadilah sumbatan terhadap jembatan yang cukup landai ketinggiannya.

“Sebagai antisipasi, BPBD akan mencoba melakukan pengerukan sedimentasi dan pemasangan pintu-pintu air di beberapa titik sekitar Sapan dan Tegalluar,” kata Ajo.

Pengerukan tersebut ditargetkan harus selesai sebelum curah hujan tinggi terjadi Kabupaten Bandung yaitu sekitar Bulan Februari mendatang, lanjut Ajo, sementara pintu air akan dipasang di lima titik.

“Jadi ketika air landai bisa dijadikan tempat pembuangan air kotor warga, sementara ketika air dari Sungai Cikeruh ini meluap maka harus segera ditutup pintu airnya supaya air tidak lari ke perkampungan warga,” lanjutnya.

Langkah yang akan dilakukan tersebut, diharapkan bisa meminimalisir dampak yang terjadi pada masyarakat.

“Jangan sampai terjadi seperti sebelumnya banjir disana sangat membuat masyarakat menderita,” tambah Ajo.

Lebih jauh, Ajo memaparkan, pengerukan akan dilakukan sepanjang 400 meter dengan kondisi pendangkalan hampir 50% dari dalamnya sungai semula. Dalam pelaksanaannya nanti, selain dengan pihak pemerintah kewilayahan di Bojongsoang, pihak BPBD juga akan berkoordinasi dengan BBWS.

Terkait anggaran yang akan dipergunakan, ia mengatakan saat ini pihaknya sudah berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melalui Bidang Penanganan Darurat Kebencanaan.

Dana yang diajukan sendiri adalah senilai Rp.250 juta, walaupun sebenarnya kebutuhannya lebih dari itu. Tetapi menurutnya, jika mengajukan dana yang lebih besar, kemungkinan akan membutuhkan waktu yang lebih lama, sementara untuk antisipasi ini harus dilakukan sesegera mungkin.

“Kalau di APBD Kabupaten Bandung itu tidak tersedia anggarannya, makanya kami koordinasikan dengan BNPB, diharapkan dana siap pakai (DSP) disana siap turun.” katanya.

Program ini merupakan program prioritas bagi BPBD, karena melihat dari kejadian tahun lalu, banjir di wilayah Desa Tegalluar itu berbeda dengan daerah lain. Dimana ketika terjadi genangan air disana maka seluruh wilayah akan rata terendam karena selain tekstur tanahnya yang rata, daerah tersebut juga dikepung oleh tiga sungai, yaitu Sungai Citarum, Sungai Cikeruh, dan Sungai Citarik.

“Jadi melihat kejadiannya kan sudah beberapa kali terjadi jadi memang harus segera dilakukan penanganan, terlebih kondisi sungai juga tidak baik karena ada tumpukan sampah seperti kain, kursi bahkan ada bangkai-bangkai yang menguarkan bau tidak sedap apalagi tinggi jembatannya landai,” pungkasnya.

Sementara itu, Camat Bojongsoang Aep A. Muslim mengatakan pihaknya sangat mendukung program BPBD Kabupaten Bandung tersebut, namun ia masih menunggu pemberitahuan secara resminya.

“Ya kalau kami sih amat sangat mendukung, terlebih itunkan sudah lama usulannya, tapi kami masih menunggu surat resminya,” kata Aep.

Aep mengatakan saat ini kondisi di lapangan memang sangat memprihatinkan dan perlu segera dilakukan penanganan.

“Memang belum ada banjir, tapi sebagai antisipasi pengerukanmemanga harus segera dilakukan,” pungkasnya.

Lily Setiadarma