WartaParahyangan.com
BANDUNG – Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) Tahun 2024 tingkat SD Kabupaten Bandung resmi diselenggarakan di SDN Pasirjambu 3, Desa Pasirjambu, Kecamatan Pasirjambu, Rabu (18/9/2024).
Kegiatan tersebut diikuti 448 peserta, yang merupakan perwakilan dari 31 kecamatan SE Kabupaten Bandung. Mereka telah berhasil lolos seleksi pada FTBI tingkat kecamatan yang diadakan beberapa bulan sebelumnya.
Dalam FTBI ini dipertandingkan tujuh cabang lomba, yang semuanya berkaitan erat dengan budaya Sunda, seperti lomba ngadongeng, biantara, maca sajak, nembang pupuh, maca jeung nulis aksara Sunda, serta borangan (ngabodor sorangan).
Kegiatan yang bertujuan untuk memperkuat pelestarian bahasa dan budaya Sunda di kalangan siswa SD itu dibuka oleh Kabid Pendidikan Non Formal (PNF) Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Bandung, Agus Deradjat, S.Pd., M.Pd., mewakili Plt. Kepala Disdik Kabupaten Bandung, Dr. H. Marlan Nursyamsi.
Menurut Agus, FTBI merupakan program penting di bawah Bidang Pendidikan Non Formal, sesuai dengan Peraturan Bupati Nomor 86 Tahun 2023 dan Nomor 82 Tahun 2023. Kedua peraturan tersebut mengatur peran dan tugas bidang PNF dalam mengembangkan bahasa serta sastra.
Agus menegaskan bahwa keadilan dan independensi dalam penilaian sangatlah penting. “Saya berharap agar para juri bisa melaksanakan tugasnya dengan adil dan mengikuti aturan yang telah ditetapkan,” tegasnya.
Nantinya, kata Agus, para pemenang akan dikirim untuk mewakili Kabupaten Bandung di FTBI tingkat Provinsi Jawa Barat, yang rencananya akan digelar di Kabupaten Garut pada Oktober atau November 2024.
Sementara itu, Korwas SD Disdik Kabupaten Bandung Entis Sutisna, S.Pd., menyampaikan bahwa festival ini merupakan kesempatan yang sangat baik bagi sekolah-sekolah di Kabupaten Bandung untuk menanamkan nilai-nilai budaya Sunda kepada generasi muda.
“Festival ini bertujuan menjadikan budaya Sunda sebagai bagian dari karakter siswa,” ujar Entis seraya berharap, dengan adanya FTBI, budaya Sunda bisa terus diajarkan dan dibiasakan di sekolah-sekolah.
“Kita harus menjaga dan mengembangkan budaya agar tidak tergerus oleh pengaruh luar,” tambahnya dengan penuh semangat.
Camat Pasirjambu, Nia Kania, S.PT., M.I.L., turut menyampaikan apresiasi atas pelaksanaan FTBI. Ia menjelaskan bahwa festival ini merupakan bagian dari program prioritas Bupati Bandung dalam memperkenalkan serta melestarikan budaya Sunda di kalangan generasi muda.
“Melalui festival ini, kita berharap bahasa dan budaya Sunda bisa tetap terjaga serta menjadi kebiasaan yang ditanamkan sejak dini,” ucap Nia.
Ketua Panitia Penyelenggara, Agus Denih, S.Pd., menyebutkan FTBI 2024 tersebut diikuti 448 peserta dari SD dan 112 peserta dari SMP. Setiap lomba yang diadakan berfokus pada pelestarian budaya Sunda.
Sedangkan jurinya berasal dari akademisi dan budayawan luar Kabupaten Bandung, yang dipilih langsung oleh panitia provinsi.
“Anggaran untuk kegiatan ini bersumber dari APBD karena FTBI merupakan program penting tahunan yang didukung oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung,” jelas Agus.
Ia juga berharap agar kegiatan ini dapat melahirkan wakil-wakil terbaik yang akan mengharumkan nama Kabupaten Bandung di tingkat provinsi.
Kepala SDN Kutawaringin, Ihat Solihat, S.Pd., juga menyampaikan apresiasi terhadap FTBI. Menurutnya, acara ini sangat penting dalam memperkenalkan budaya Sunda kepada generasi muda. “Alhamdulillah, sekarang anak-anak lebih mengenal pupuh, sajak Sunda, dan ngadongeng. Ini sangat bermanfaat bagi mereka,” ungkapnya.
Dari pantauan, tampak para peserta menunjukkan antusiasme yang tinggi. Muhamad Riflan, peserta dari SDN Junti Girang 1 Katapang, menyatakan kegembiraannya karena bisa ikut serta dalam lomba ngadongeng di FTBI.
“Saya sangat senang bisa ikut lomba ngadongeng karena saya suka mengubah suara menjadi seperti suara kakek-kakek,” katanya.
Afrilia Fitriani dan Siska Putri Indah Pertiwi, peserta dari SDN Cukanggenteng 1 Kecamatan Pasirjambu, juga berbagi kebahagiaan. Mereka sangat berterima kasih kepada guru pembimbing, Sinta dan Angga, yang telah mendampingi mereka hingga mencapai tingkat kabupaten.
“Kami sangat senang karena bisa bertemu teman-teman baru dan menambah pengalaman,” ujar mereka.
Dengan terselenggaranya FTBI di Kabupaten Bandung, diharapkan budaya Sunda dapat terus berkembang dan dilestarikan, terutama di kalangan siswa sekolah. Festival ini tidak hanya menjadi ajang kompetisi, tetapi juga merupakan langkah penting dalam menjaga identitas budaya di tengah arus globalisasi yang semakin kuat.
Lily Setiadarma