WARTAPARAHYANGAN.COM
SOREANG – Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Bandung, Hj. Popi Hopipah akan memberikan rekomendasi bagi industri gamis, kerudung, atau lainnya, agar bisa kembali memasarkan produknya ke wilayah Ibu Kota Republik Indonesia yaitu Jakarta. Selain itu juga akan membantu para pelaku industri agar lebih mudah mendapatkan bahan baku, yang notabene berasal dari luar negeri.
“Kami juga tetap membuka toko yang tidak menjual sembako. Sehingga industri di Kabupaten Bandung tetap berjalan. Tetapi, kami tetap melakukan pencegahan munculnya kluster Covid 19, utamanya di pasar tradisional,” ucap Popi di Soreang, Minggu (6/7).
Sebelumnya Disperindag juga membeli produk dari IKM, agar mencegah terjadinya kerugian atau mengalami kebangkrutan. Popi mengaku bahwa sejumlah pelaku IKM sudah mengeluarkan biaya untuk produksi. Tetapi, sayangnya selama Pandemi Virus Corona (Covid 19), para pelaku IKM kesulitan untuk memasarkan produknya. Oleh karena itu, dalam rangka membantu Industri Kecil Menengah (IKM), khususnya IKM Agro, yang terdampak Covid 19, Disperindag Kabupaten Bandung bekerja sama dengan 31 kecamatan serta Dinas Koperasi dan UKM, untuk membeli produk yang dihasilkan oleh para pelaku IKM.
Hal di atas diyakini bisa menjadi salah satu bentuk dari sentuhan ekonomi agar IKM tetap bangkit di tengah kondisi Pandemi Virus Corona (Covid 19), sehingga tidak ada IKM yang mengalami pailit dan bisa terus berproduksi untuk memenuhi pesanan konsumen yang melalui daring. Disperindag Kabupaten Bandung menganggarkan dana sebesar Rp1,8 milyar, dan sudah terserap sebesar Rp1,1 milyar untuk membeli produk yang sudah ada.
“Pelaku IKM mengisi form di google IKM, kemudian kita seleksi.
Sehingga tidak serta merta, kita beli semua produk IKM,” tutur Popi.
Pada saat penerapan New Normal, Popi berharap masyarakat disiplim untuk menggunakan masker dan sering mencuci tangan menggunakan sabun dan selalu menjaga jarak dengan orang lain. Kemudian, untuk pelayan kasir di toko modern, penarik retribusi dan para pedagang di pasar modern, kata Popi, wajib menggunakan sarung tangan. Hal tersebut guna mencegah penyebaran Covid 19 melalui barang.
“Untuk di pasar modern kami sudah sosialisasikan. Saya harap semuanya bisa kembali normal, agar perekonomianpun bisa kembali normal,” tandas Popi.
Selama PSBB, Popi mengaku hanya ada satu toko yang dilakukan penutupan. Menurutnya, tidak mungkin dilakukan penutupan jika toko tetap mematuhi aturan. Karena, jika toko ditutup bisa memberikan dampak ekonomi. Saat Adaptasi Kehidupan Baru (AKB), managemen pengelolaan toko didalam akan dipegang oleh pengelola toko, sedangkan managemen diluar toko akan dikomandani oleh anggota TNI.
Lily Setiadarma