WARTAPARAHYANGAN.COM
CIANJUR — Gegara Bantuan Langsung Tunai (BLT) Dana Desa diduga dipotong oknum aparat desa, sejumlah warga Desa Parakantugu, Kecamatan Cijati, Cianjur Selatan mendatangi Mapolres Cianjur Rabu siang (10/2). Kedatangan warga tersebut untuk meminta penjelasan atas dugaan kasus korupsi BLT DD yang berkas laporannya telah mereka ajukan tiga pekan sebelumnya, namun sampai saat ini masih belum ditangani pihak berwajib,
Menurut salah seorang penerima BLT DD, Iwan Setiawan (38), kedatangan mereka ke Polres Cianjur tersebut merupakan langkah terakhir untuk memperoleh kejelasan setelah sehari sebelumnya, Selasa 9 Februari mereka yang terdiri atas para Ketua RT dan KPM juga menanyakan hal tersebut kepada Kepala Inspektorat Daerah (Irda) Kabupaten Cianjur dan ke Pemda Cianjur untuk menemui PLT Bupati Cianjur, namun mereka tidak berhasil menemui PLT Bupati.
“Kami ingin mengetahui sudah sejauh mana proses berkas kasus yang telah kami ajukan tiga minggu lalu,” ucap Iwan Setiawan.
Menurut Iwan Setiawan, BLT Dana Desa di desanya semrawut. Setiap penerima BLT DD, uangnya dipotong oknum aparat desa. Besar potongan Rp 100.000,- dari total Rp1,5 juta dana yang diterima. Pemotongan tidak langsung pada hari itu, tapi pihak aparat desa menyuruh perangkat RT keesokan harinya dengan dalih potongan tersebut untuk biaya administrasi.
Ketua RW 06 Desa Parakantugu Andri Ardiansyah (40) membenarkan adanya potongan tersebut. BLT DD per KPM seharusnya diterima sebesar Rp 1,5 juta, namun pada penerimaan tanggal 23 Desember 2020, BLT DD dipotong mulai dari Rp 100.000,- sampai dengan Rp 200. 000,- bahkan ada yang hanya menerima Rp 1,2 juta atau dipotong Rp 300.000,-. Konon kata pihak desa, potongan itu untuk pajak dan administrasi.
Ia mengaku sudah melapor ke Polres Cianjur sejak tiga minggu lalu dengan lampiran 40 KPM dan barang bukti berupa uang sebesar Rp 4.000.000,- yaitu dana dari hasil pemotongan yang diberikan staf desa kepada dirinya, namun hingga kini laporan tersebut belum ada realisasinya.
LAS