WartaParahyangan.com
BANDUNG – Jika Anda ingin menikmati menu yang khas, dengan suasana etnis dan harga ekonomis di hotel bintang 4, bisa singgah di Grand Sunshine Resto & Convention, Soreang, Kabupaten Bandung.
Ajakan yang disampaikan General Manager Grand Sunshine Resto & Convention, Darmawan Pandoyo Drajat itu agaknya layak jadi pertimbangan wisatawan atau siapa pun yang menginginkan suasana etnis saat menginap di hotel bintang 4, atau saat mencari menu makanan yang khas. Apalagi di hotel itu kini ada otlite baru, namanya Giwangkara Sundanese konsep.
“Ini inovasi baru menjawab beberapa kebutuhan dari tamu-tamu kita yang mempunyai hobi kuliner dengan cita rasa Nusantara, terutama Sundanese restoran, atau Sundanese food,” kata Darmawan saat launching Giwangkara Sundanese, Selasa (21/6/2022).
Mulai hari ini, terang Darmawan, Giwangkara Sundanese hadir dari jam 11:00 WIB sampai jam 21:00 WIB. “Di Sundanese ini ada tiga macam pilihan, dengan prasmanan, semi prasmanan, dan chef kita sudah meramu menu setengah jadi atau setengah matang, pas tamu pesan tinggal dimasak dan tak lebih dari 10 menit makanan siap disajikan fresh di meja masing-masing,” tuturnya.
Di Sundanese banyak menu tradisional. Antara lain ada nasi bakar, nasi liwet, nasi merah, varian sambal, tutug oncom, ayam goreng, dan ati ampela. “Sedangkan spesial menu inovasi baru dari chef kami, namanya bebek kaleyo yang memiliki cita rasa khusus, dan tekturnya empuk, sehingga kita menyebutnya bebek tanpa perlawanan, ” ujar Darmawan.
Di tempat lain, kata Darmawan, mungkin orang punya eksperien lain mengenai bebek. “Tapi Anda harus coba yang kita punya. Bebek kaleyo ala Giwangkara Sundanese konsep, di sini Anda akan lupa kalau Anda sedangkan makan bebek,” katanya.
Karena baru launcing inovasi baru, Darmawan mengaku khusus satu bulan dari hari ini ada diskon 50 persen untuk semua makanan yang terhidang di Giwangkara Sundanese konsep.
Di Grand Sunshine Resto & Konventional juga sedang dibangun room untuk resepsi yang unik, dan sekitar satu bulan lagi sudah bisa digunakan. Sama konsep arsitekturnya dengan Giwangkara Sundanese konsep, ada bahan-bahan dari bambu sehingga suasana etnis bisa dirasakan di hotel mewah.
“Tak kalah menarik, nanti di ruang baru itu akan disajikan alunan musik langsung dari seniman lokal yang diberdayakan di sini. Petikan kecapi dan alunan suling saban hari untuk memanjakan telinga tamu pengunjung,” tutup Darmawan.
Lily Setiadarma