WARTAPARAHYANGAN. COM
BANDUNG – Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperin) Kabupaten Bandung, H. Dicky Anugerah mengungkapkan sejumlah masalah yang dialami oleh pelaku Industri Kecil Menengah (IKM), dari mulai kepemilikan sertifikasi hingga proses pemasaran produk. Agar bisa mengatasi masalah tersebut, Disperin Kabupaten Bandung melakukan pemetaan terhadap ribuan IKM yang ada di Kabupaten Bandung.
Dicky mengatakan IKM binaan Disperin Kabupaten Bandung itu ada sebanyak 7.100 yang tersebar di sentra industri di 31 kecamatan yang ada di Kabupaten Bandung. Kata Dicky, sudah dilakukan pemetaan terhadap ribuan IKM tersebut yang bertujuan untuk mengetahui kebutuhan dari masing-masing pelaku usaha.
“Mana yang harus dibina berkaitan dengan label, mana yang harus dibina dari sisi aspek legal formal lembaga, ada binaan yang terkait dengan penyaluran produksi atau distribusi untuk penjualan,” ujar Dicky saat dihubungi wartawan via sambungan telepon selularnya, Kamis (10/2).
IKM yang ada di Kabupaten Bandung, disebutkan Dicky, banyak yang belum memperhatikan sertifikasi dan labelingnya. Kedepan akan dibentuk layanan sertifikasi bagi IKM.
“Kita akan dorong supaya IKM itu memenuhi standardisasi sertifikasi dan labeling, seperti HAKI, PIRT, halal dan sebagainya,” jelas Dicky.
Pemetaan IKM tersebut, lanjut Dicky, juga bertujuan untuk memaksimalkan industri atau sentra IKM di setiap wilayah kecamatan. Untuk pemasaran produk-produk IKM Kabupaten Bandung, Disperin bekerjasama dengan toko-toko modern, minimarket, hingga e-commerce atau online.
Sementara itu, dikarenakan kegiatan pelatihan IKM offline masih terbatas, maka Disperin Kabupaten Bandung menciptakan inovasi berupa layanan mobile untuk IKM.
“Kita akan jemput bola kelapangan melalui layanan mobile. Jadi kan kita sudah punya peta IKM per wilayah maka kita akan turun ke lapangan mobile, misal IKM ini membutuhkan pelatihan kemasan, ya kita latih kemasannya, kita data yang belum sertifikasi, jadi pelaku IKM enggak perlu datang ke kabupaten,” pungkas Dicky.
Lily Setia darma