Guru Ngaji di Kabupaten Bandung Berharap Kang DS Lanjutkan Program Insentif

WartaParahyangan.com

BANDUNG – Bupati Bandung Dadang Supriatna bersilaturahmi dengan para guru ngaji se Kecamatan Pacet, Kabupaten Bandung, di GOR Hegar, Jalan Raya Pacet No.83 Desa Maruyung, Kecamatan Pacet Kabupaten Bandung, Minggu (15/9/2024).

Pada kesempatan itu Bupati mengucapkan terima kasih kepada para guru ngaji di Kabupaten Bandung, khususnya di Kecamatan Pacet yang mencapai sekitar 860 orang. Berdasarkan data, guru ngaji yang paling banyak itu di Kecamatan Pacet setelah Kecamatan Baleendah.

“Kenapa saya memperhatikan guru ngaji, karena saya ingat saat jadi Kepala Desa Tegalluar tahun 1998. Saat itu kepala desa tak punya uang. Tetapi saya sudah memperhatikan ustad/ustadzah, setiap bulan saya berusaha menganggarkan untuk perangkat desa, RT, RW, termasuk guru ngaji,” kata Kang DS, sapaan akrab Dadang Supriatna.

Saat itu, lanjut Kang DS, ada seorang ustadz sakit kemudian dibawa berobat ke RS Hasan Sadikin Bandung.

“Begitu sudah sehat, istrinya datang ke rumah. Kata istri Ustadz, ‘Pak Lurah Pa Ustadz atos damang. Tapi teu tiasa uih. Teu gaduh artos’. Saa itu tak ada BPJS maupun SKTM,” kata Kang DS mengisahkan.

Akhirnya Kang DS saat itu membantu pengurusan kepulangan ustadz dari RS Hasan Sadikin Bandung, setelah kembali sehat setelah menjalani pengobatan di rumah sakit tersebut.

Saat pulang dari rumah sakit, hati Kang DS berbicara, “Ya Allah lamun hiji waktu sim kuring dipaparin amanat jadi Bupati, maka guru ngaji lain saukur sa-desa, tapi sa Kabupaten Bandung akan diberikan perhatian insentif,” ujarnya.

Kang DS pun sempat ditanya oleh alm Ketua PC NU Kabupaten Bandung KH. Asep Jamaludin saat hendak mencalonkan Bupati Bandung beberapa tahun lalu. KH. Asep bertanya kepada Kang DS, kenapa ingin mencalonkan Bupati Bandung. Saat itu, Kang DS menjawab ingin memuliakan guru ngaji dan ingin masuk surga.

Maka begitu terpilih jadi Bupati Bandung, kata Kang DS, Pemkab Bandung menganggarkan sebesar Rp109 miliar untuk program guru ngaji untuk kuota 17.000 orang. Meski anggarannya cukup fantastis dan terbesar se-Indonesia, tidak ada program lain di lingkungan Pemkab Bandung yang dicoret.

“Ada hikmah memuliakan para ulama itu. Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Bandung yang asalnya Rp960 miliar, sekarang sudah mencapai Rp1,4 triliun. APBD Kabupaten Bandung yang awalnya Rp4,6 triliun, naik jadi Rp 7,51 triliun. Itu selama 3,4 tahun saya menjabat Bupati Bandung,” katanya.
Kang DS pun mengajak para guru ngaji untuk sama-sama bersyukur atas nikmat iman, nikmat Islam, serta nikmat ikhsan.

Pada kesempatan itu, Kang DS melontarkan pertanyaan kepada guru ngaji yang hadir saat itu. Apakah program guru ngaji ini perlu dilanjutkan atau tidak? Para guru ngaji pun serentak menjabat, “lanjutkan”.

Ia akan terus memperhatikan insentif guru ngaji ditambah BPJS Ketenagakerjaan dan Kesehatan. Dengan kepemilikan BPJS Kesehatan, disaat para ustadz/ustadzah berobat ke rumah sakit biayanya bisa dicover oleh BPJS.

“BPJS Kesehatan ini untuk empat orang, untuk guru ngaji, suami/istri, dan dua orang anaknya. Spesial untuk guru ngaji itu, BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan,” katanya.

Kang DS menjelaskan manfaat BPJS Ketenagakerjaan, disaat mengalami kecelakaan, biaya pengobatan dicover oleh BPJS. Juga ada jaminan kematian. Ahli warisnya mendapatkan santunan Rp42 juta plus Rp 174 juta untuk biaya kuliah anaknya.

“Nanti ke depan ada kebijakan lagi, yaitu diberikannya jaminan hari tua dari manfaat BPJS Ketenagakerjaan,” sebut Kang DS.

Lily Setiadarma