Implementasi Kurikulum Merdeka, SMPN 1 Ciwidey Gelar P5 Karya Proyek Dimensi Bangunlah Jiwa Raganya

Kepala SMPN 1 Ciwidey Hj. Ai Kurniasih saat membuka kegiatan program pengenalan P5 di lapang serbaguna SMPN 1 Ciwidey, Senin (11/9/2023).

WartaParahyangan.com

BANDUNG – SMP Negeri (SMPN) 1 Ciwidey, Kecamatan Ciwidey, Kabupaten Bandung, menggelar kegiatan program Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) Karya Projek ke-1 Dimensi Bangunlah Jiwa Raganya.

Kegiatan P5 yang merupakan implementasi dari salah satu program dalam Kurikulum Merdeka itu secara resmi dibuka oleh Kepala SMPN 1 Ciwidey, Hj. Ai Kurniasih, S.Pd., M.M.Pd., di lapang serbaguna SMPN setempat, Senin (11/9/2023).

Menurut Kepala SMPN 1 Ciwidey, Hj. Ai Kurniasih, melalui Koordinator P5 Kelas 7, Resty Delfia, S.Pd., materi P5 yang disampaikan kepada para siswa kali ini menyangkut Dimensi Bangunlah Jiwa Raganya dengan topik Perundungan atau Bullying.

“Kenapa kita pilih topik Perundungan untuk kelas 7 ini, karena memang yang namanya P5 itu harus kontekstual, itu prinsipnya. Artinya peristiwa yang dijadikan topik tersebut benar-benar terjadi atau pernah terjadi baik di lingkungan rumah maupun lingkungan sekolah,” jelas Resty kepada Wartaparahyangan.com saat ditemui di SMPN 1 Ciwidey.

Perundungan itu sendiri, lanjut Resty, ada yang bersifat verbal dan ada pula yang non verbal. Intinya, segala tindakan yang dialami seseorang (anak) oleh orang lain, seperti teman sendiri, yang membuat anak itu merasa tidak nyaman, seperti diejek dan diganggu fisiknya.

“Melalui program P5 ini kita ingin para siswa mengenal jenis-jenis Perundungan, sekecil apa pun, untuk kemudian dijadikan pembelajaran agar mereka dapat mencegah segala bentuk Perundungan, khususnya di lingkungan mereka sendiri, baik di lingkungan rumah maupun sekolah,” tutur Resty.

“Dengan begitu siswa dapat menjalin hubungan baik dengan siapapun,” sambung Resty seraya menambahkan, kegiatan program P5 dengan topik Perundungan tersebut diikuti 396 siswa dari 11 kelas 7.

Salah seorang guru SMPN 1 Ciwidey saat memberikan bimbingan pentingnya menjaga lingkungan bersih, termasuk membuang sampah ke tempat yang telah disediakan. Foto Lily Setiadarma

Memanfaatkan Potensi Sampah

Hal senada disampaikan Koordinator P5 Kelas 8, Fahmi Hikman, S.Pd., yang menyebutkan untuk program P5 Kelas 8 ini temanya Memapay Impian. Memapay Impian ini kependekan dari Memanfaatkan Sampah Implementasi Pelajar Peduli Lingkungan.

“Jadi, kita ambil tema sampah mengingat isu sampah sekarang ini sedang hangat-hangatnya, seperti banyaknya TPA yang sudah penuh, TPA ditutup, dan semacamnya. Makanya kita membuat program P5 kali ini temanya tentang sampah,” kata Fahmi.

Dengan tema tersebut, pihaknya akan memberikan pembelajaran memanfaatkan sampah. Antara lain dengan cara ecobrick, yakni memasukan sampah-sampah anorganik atau pelastik ke dalam botol. Nanti botol-botol tersebut akan dijadikan meja, kursi atau tulisan-tulisan SMPN 1 Ciwidey.

“Kemudian untuk memanfaatkan sampah organik, dilakukan dengan 2 cara. Pertama, ecoprint, yakni semacam membuat batik tapi dari sari-sari tumbuhan. Jadi nanti bekas daun dan bunga akan ditempelkan di tas, sehingga tas itu menjadi bercorak tumbuhan. Yang kedua, sampah organik dijadikan kompos,” tutur Fahmi.

Semua siswa kelas 8 yang berjumlah sekitar 400 orang, lanjut Fahmi, wajib mengikuti kegiatan P5.

“Kita berharap, dengan kegiatan P5 bertema sampah ini, anak-anak punya pandangan bahwa sampah itu bukan suatu hal yang tidak berguna, tapi justru sampah itu merupakan satu potensi besar dan kita dapat memanfaatkannya untuk kebaikan,” katanya.

Bahkan ke depan, kata Fahmi, bila pemanfaatan sampah seperti itu dilakukan secara berkesinambungan, bisa jadi sampah-sampah yang ada dan dikelola di sekolah ini menjadi wirausaha.

Kordinator P5 Kelas 7 Resty Delfia saat memberikan pengarahan program pengenalan materi P5 dengan topik Perundungan untuk siswa kelas 7 di Aula SMPN 1 Ciwidey. Foto Lily Setiadarma

“Misalnya menjadikan sampah organik menjadi kompos. Kalau kompos itu bagus, kita bisa menjualnya. Paling tidak, bisa digunakan untuk memperbaiki atau memupuk tanaman yang ada di lingkungan sekolah,” katanya.

Salah seorang siswa kelas 7a, Sifa Novia Andini mengaku senang dan bangga bisa menambah pengetahuan baru tentang P5. Apalagi temanya tentang perundungan. Ini juga mengisyaratkan bahwa di SMPN 1 Ciwidey tidak boleh ada siswa yang menjadi korban perundungan oleh tindakan siswa lainnya.

“Hal itu mengajarkan kepada saya untuk saling menghargai, jangan menghina kekurangan seseorang. Karena setiap orang pasti ada kekurangan dan kelebihannya masing-masing,” katanya.

Perawatan Lingkungan Sekolah

Sementara itu, Wakil Kepala Bidang Sapras SMPN 1 Ciwidey, Usep Supriyadi, S.Pd., menyebutkan status SMPN 1 Ciwidey merupakan Sekolah Adiwiyata. Pihaknya pun secara rutin melakukan perawatan sarana prasarana sekolah, termasuk taman sekolah.

“Apalagi kemudian ada instruksi dari Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung melalui suatu kegiatan yang dilaksanakan secara zoom meeting untuk melakukan perawatan sekolah dengan sebaik mungkin. Jadi kami semakin sungguh-sungguh,” tuturnya.

Perawatan sekolah yang dilakukannya saat ini, lanjut Usep, antara lain pengecatan bagian depan kantor dan perbaikan taman, seperti mengganti pot-pot bunga yang rusak dengan yang baru.

“Alhamdulillah sekarang sekolah ini terlihat lebih bersih, nyaman, dan semakin asri,” kata Usep.

Lily Setiadarma