WartaParahyangan.com
BANDUNG – Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di wilayah Kabupaten Bandung, Jawa Barat, di bulan April ini mengalami penurunan.
Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kabupaten Bandung, dr. Yuli Irnawati Mosjasari mengatakan, untuk April 2024 ini, kasus DBD yang ditangani Dinkes Kabupaten Bandung sebanyak 84 kasus. Angka 84 kasus ini jauh menurunkan dibandingkan data Januari sampai Maret 2024.
“Di Kabupaten Bandung, terjadi peningkatan kasus Demam Berdarah pada Januari lalu meningkat sampai Maret. Sedangkan Maret sampai April mengalami penurunan kasus,” kata dr. Yuli kepada Wartaparahyangan.com saat ditemui di RSUD Soreang, Selasa (23/4/2024).
Dijelaskan Kadinkes, pada Januari sampai Maret 2024, terdapat 300 kasus DBD di Kabupaten Bandung. Adapun puncak kasus DBD di Kabupaten Bandung terjadi pada Februari lalu.
“Januari, Februari sampai Maret, sebanyak 300 kasus Demam Berdarah di Kabupaten Bandung. Puncaknya di Februari, kini sudah mulai menurun,” jelas Yuli.
Rata-rata pasien DBD di Kabupaten Bandung rentang usianya 5 tahun sampai 25 tahun, dan ada beberapa korban yang meninggal dunia. Hal itu terjadi karena pasien terlambat datang ke pelayanan kesehatan.
Untuk itu, Yuli mengimbau masyarakat untuk segera datang ke fasilitas kesehatan agar risiko DBD bisa terdeteksi sejak dini.
“Gejala penyakit Demam Berdarah saat ini tidak spesifik seperti dulu. Kalau dulu, panas tinggi, muncul bercak merah di kulit dan pendarahan di kulit. Saat ini gejalanya tidak spesifik seperti itu. Gejalanya sekarang itu badan panas biasa. Akhirnya masih banyak yang belum sadar bahwa itu adalah gejala Demam Berdarah,” tuturnya.
Menurut Yuli, Dinkes Kabupaten Bandung saat ini telah menyediakan alat deteksi dini, namanya NS1, dan telah bagikan ke puskemas, sehingga dengan pemeriksaan laboratorium dalam satu hari sudah dapat dideteksi penyakit Demam Berdarah.
Lily Setiadarma