WARTAPARAHYANGAN.COM
BANDUNG – Dibukanya kembali sejumlah objek wisata di Kabupaten Bandung belakangan ini, harus dibarengi oleh kesiapan para pengelolanya memberlakukan protokol kesehatan. Jika tidak, maka institusi terkait, dalam hal ini Dinas Pariwisata, akan melakukan teguran keras sekaligus sanksi.
Dengan demikian, demi terpenuhinya syarat penerapan protokol kesehatan, jumlah pengunjung ke suatu objek wisata pun dibatasi hanya 50 persen saja dari masa normal.
“Dengan pembatasan pengunjung hanya 50 persen, artinya biaya operasional bisa lebih besar dari pendapatan. Jadi kita harus pandai-pandai menutupi kekurangan pendapatan itu dari usaha lain,” kata Trisna Mulyana, Cluster Manager Usaha Wisata Perhutani Ciwidey, Kabupaten Bandung, saat di temui di Lokasi Wisata Bumi Perkemahaan (Buper) Rancaupas, Kecamatan Rancabali, Sabtu (05/12).
Manager yang membawahi tiga cluster wisata (Kawah Putih, Ranca Upas dan Patuha Resort) itu menyebut, pengurangan jumlah kapasitas adalah untuk menjamin keberlangsungan objek pariwisata itu sendiri.
“Oleh karenanya jangan sampai kita tidak mengindahkan aturan, sehingga nanti malah bakal ditutup. Nah, kalau ditutup jelas sangat rugi,” ujar Trisna.
Sejauh ini, tambah Trisna, pihaknya bersyukur karena sejak ditutup dan kemudian objek wisata yang dikelolanya dibuka kembali, manajemen belum melakukan melakukan pengurangan pegawai. “Karena kita BUMN jadi masih bisa disubsidi dari usaha lain di luar pendapatan jasa wisata,” katanya.
Menurut Trisna, ada hikmah di balik pandemi Covid 19, setidaknya bagi tempat usaha yang dikelolanya. Terutama Kawah Putih dan Rancaupas, sebagi objek wisata outdoor.
“Ada pergeseran dari segmen rombongan yang dulu barangkali orang yang tanda kutip mempunyai kemampuan ekonomi, sekarang menghindari wisata-wisata yang indoor. Jadi ini keuntungan bagi tempat wisata Buper Rancaupas secara umum, termasuk Kawah Putih yang juga outdoor. Itu memberi keyakinan kepada pengunjung bahwa wisata outdoor itu memang tidak terlalu rentan terjadinya penularan covid. Ini yang akan kita manfaatkan untuk memperoleh pendapatan,” papar Trisna.
Seperti objek wisata Buper Ranca Upas, dengan tiket hanya Rp 20.000, pengunjung bisa menikmati 12 jam. Bisa bersantai atau bisa menikmati suasana alam. “Itu salah satu pertimbangan dari segi ekonomi,” tuturnya.
Meski objek wisata Kawah Putih dan Rancaupas dinilai rendah resiko penuluran virus corona, namun, kata Trisna, pengelola tetap mengedepankan aturan protokol kesehatan.
“Seperti kita ketahui semenjak pandemi covid 19 terjadi bulan Maret 2020, pengunjung yang masuk ke lokasi, harus melalui beberapa protokol kesehatan dengan harapan untuk menekan atau tidak terjadinya klaster baru di lokasi wisata,” kata Trisna
Penerapan prokol kesehatan, kata Trisna, dimulai dari gerbang pertama, petugas melakukan antisipasi deteksi dini dengan thermo gun untuk mengecek suhu tubuh. Di Rancaupas maupun Kawah Putih serta Patuha Resort, juga disediakan beberapa fasilitas protokol kesehatan, berupa tempat cuci tangan pakai sabun.
“Ini menjadi perhatian kami, dimana 3M menjadi salah satu kewajiban yang harus disiapkan oleh semua lokasi wisata, sesuai anjuran Kepala Dinas Budaya dan Pariwisata Kabupaten Bandung yang selama ini sudah membimbing kami lewat audiensi, bersama semua sektor wisata yang terlibat,” ucapnya.
Bahkan, ungkap dia, secara konsisten Dinas Pariwisata Kabupaten Bandung terus memonitor tempat wisata. Tentu ini sangat positif untuk para pengusaha wisata yang ada di Bandung Selatan, yang merupakan salah satu destinasi wisata unggulan di Kabupaten Bandung.
Kemudian dari segi SDM, kata dia, telah menambah beberapa early warning atau peringatan/deteksi dini melalui karyawan. Seperti tidak menerima pengunjung yang tidak patuh terhadap protokol kesehatan.
Selain itu, setiap personil atau pegawai dilakukan rapid test secara berkala, baik pegawai di Kawah Putih, Ranca Upas dan Patuha Resort.
“Bulan November kita sudah melakukan rapidtest terhadap 65 karyawan. Kemudian petugas sebelum masuk ke lokasi kita lakukan pengukuran suhu tuhuh dan datanya dipampang sebagai informasi bagi para pengunjung. Sehingga akan memberikan jaminan kepada pengunjung yang datang ke lokasi wisata,” katanya.
Pihaknya juga saat ini sudah mengajukan sertifikasi auditor dari Sucofindo. “Alhamdulillah tiga lokasi kami sudah mendapat hasil memuaskan dan kita sudah mendapatkan sertifikat tersebut, kita sudah maksimal di lapangan, tinggal sekarang memberikan keyakinan kepada masyarakat untuk pelayanan di lokasi wisata, sehingga lokasi kita dalam kondisi baik dan bisa berjalan,” kata Trisna.
Terkait persiapan menjelang tahun baru, menurutnya, penataan wahana tidak terlalu banyak perubahan. Dengan dibatasi jumlah pengunjung sampai 50% dari jumlah kunjungan yang normal, kata dia, wahana hampir dipastikan tidak ada penambahan. Namun untuk tahun 2021, pihaknya sudah menyiapkan perencanaan penambahan beberapa wahana di Ranca Upas maupum Patuha Resort.
Mengenai target, imbuhnya, dengan dibatasi sampai 50%, yang biasa mencapai sekitar 6500, saat ini hanya 3.000 pengunjung, atau biasanya sekitar 7.500 pengunjung, sekarang hanya sekitar empat ribuan. “Itu menjadi batasan kami untuk menahan kunjungan, supaya tidak membludak, jadi memang kita tidak dapat menyimpan target yang riil, karena dalam operasional juga kita dibatasi jumlah pengunjung,” pungkasnya.
Lily Setiadarma