WartaParahyangan.com
BANDUNG – Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Asyima Nusantara membuka program Pendidikan Kecakapan Kerja (PKK) keterampilan menjahit dan tata busana. Program ini merupakan bantuan dari pemerintah pusat.
Hal itu tertuang dalam Surat Keputusan No. 0181/03/SK/IX/2025 tentang kerja sama pendidikan keterampilan menjahit dan tata busana dengan durasi 200 jam pembelajaran antara LKP Asyima Nusantara dengan Direktorat Jenderal Bina Kursus dan Pelatihan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah.
Plt. Kabid PNF/Kesetaraan Bahasa dan Sastra Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Bandung, Agus Deni, M.Pd., saat hadir dalam acara pembukaan program tersebut menegaskan pentingnya lembaga kursus di daerah untuk menjalankan program sesuai regulasi pusat.
“Kami dari bidang PNF melihat bahwa pelaksanaan kegiatan LKP di Kabupaten Bandung memang harus sesuai aturan. Program PKK dan PKW diatur langsung oleh pusat,” jelas Agus pada pembukaan program tata busana di aula Yayasan Asyima Bintang Nusantara, Kampung Cidarandan RT 01 RW 01 Desa Mekarjaya, Kecamatan Arjasari, Kabupaten Bandung, Senin (29/9/2025).
Menurut Agus, LKP Asyima menjadi salah satu lembaga terpilih di Kabupaten Bandung. “Alhamdulillah, LKP Asyima menerima bantuan program PKK bidang keterampilan menjahit dan tata busana. Tolong manfaatkan dengan baik,” tegasnya.
Ia juga mengingatkan seluruh LKP di Kabupaten Bandung agar membenahi administrasi. “Keberadaan dan kelayakan lembaga sangat ditentukan oleh Dapodik Vokasi. Dari sanalah pusat menilai apakah layak menerima program,” katanya.
Jika administrasi tertib maka peluang lembaga lain terbuka. “Saya pesankan, agar LKP yang ingin program PKK atau PKW segera membenahi Dapodik Vokasinya. Itu kunci keberlanjutan,” pungkasnya.
Ketua Yayasan Asyima Bintang Nusantara, Ajang Sugandi Yakub, S.Pd., menyampaikan perjalanan lembaga sejak berdiri. “Yayasan kami berdiri pada 2018. Bersamaan dengan itu, kami mendirikan LKP Asyima Nusantara dengan fokus pada bidang tata busana,” ungkapnya.
Hingga kini lembaganya terus berkembang. “Alhamdulillah, program demi program berjalan baik. Kami sudah meluluskan sekitar 162 peserta didik. Antusias masyarakat juga cukup tinggi,” ucap Ajang.
Selain LKP, yayasan juga mengelola lembaga pendidikan anak usia dini. “Kami membuka Taman Asyima Nusantara. Saat ini terdapat tujuh pendidik dan tenaga kependidikan di sana. Sementara LKP memiliki lima pengajar,” katanya.
Ajang berharap yayasan semakin memberi manfaat. “Harapan kami, Asyima bisa terus menghasilkan lulusan berkompeten. Dengan begitu, mereka bisa membuka lapangan kerja baru,” ujar Ajang.
Kepala Pengelola LKP Asyima, Nurdiansyah Disastra, menjelaskan mekanisme program. “Peserta yang terdaftar ada 20 orang. Mereka akan belajar selama 27 hari, dengan total 200 jam pembelajaran,” tuturnya.
Ia menegaskan, seluruh kebutuhan pembelajaran sudah disiapkan. “Kami sudah sediakan mesin jahit, bahan kain, buku, serta alat pendukung lain. Dengan begitu, peserta langsung praktik dari awal,” kata Nurdiansyah.
Sedangkan komposisi materinya terdiri dari teori dan praktik. “Sekitar 25 persen teori, 75 persen praktik. Peserta langsung menggunakan mesin-mesin seperti di dunia industri. Bahkan di akhir program mereka akan magang di perusahaan mitra,” jelas Nurdiansyah
Instruktur LKP Asyima, Imas Mariam, menyebutkan para peserta didik yang mengikuti program PKK 2025 sangat antusias belajar menjahit, yang dilaksanakan secara sistematis. “Kami ajarkan teknik dasar sekaligus keterampilan tingkat lanjut. Harapannya, mereka cepat menguasai dan siap bersaing,” katanya.
Kesempatan emas ini dirasakan langsung peserta didik, Nurul Udmah, asal Desa Baros. Ia mengaku bersyukur bisa ikut program. “Ke depannya saya ingin punya kemampuan agar bisa bekerja sesuai keahlian menjahit. Saya senang bisa ikut kursus di sini,” ujarnya.
Sebelum ini dirinya mengaju belum pernah menjahit. “Saya belum pernah menjahit sebelumnya. Jadi, kursus ini sangat membantu saya memperdalam keterampilan,” ujar Nurul.
Dengan berlangsungnya program PKK, LKP Asyima Bintang Nusantara berkomitmen melahirkan tenaga kerja siap pakai. Kolaborasi dengan dunia industri memberi peluang nyata bagi lulusan.
Pemerintah daerah juga berharap lembaga kursus lain mencontoh keberhasilan Asyima. Apalagi kebutuhan tenaga kerja terampil di sektor busana terus meningkat.
Lily Setiadarma