WartaParahyangan.com
BANDUNG – Seorang mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung, Alwi Ardiansah, menjadi korban pencurian saat salat Ashar di Masjid Kampus II UIN, Kelurahan Cimincrang, Kecamatan Gedebage, Kota Bandung, Selasa (6/5/2025).
Alwi kehilangan sebuah tas berisi barang-barang pribadi saat meletakkannya di belakang saf salat. Saat ia selesai melaksanakan salat Ashar sekitar pukul 15.20 WIB, tas tersebut sudah tidak berada di tempat. Ia sempat mencari di sekitar masjid, namun tidak menemukan tasnya.
Ia segera koordinasi bersama satpam bernama pak Ismail dan langsung cek CCTV di ruang DKM. Kemudian memutuskan melapor ke Polsek Gedebage pada hari berikutnya, Rabu, 7 Mei 2025. Laporan diterima langsung oleh AIPTU Nan Saepul Azhar yang bertugas di bagian SPK.
Dalam laporan tersebut, Alwi mencantumkan isi tasnya, yaitu satu unit handphone VIVO V206 warna biru, satu buah KTP, satu buah SIM C, serta satu buah STNK sepeda motor Honda Beat Street bernomor polisi D-3992-ZDP.
Selain itu, ia juga kehilangan tiga buah kartu ATM atas nama dirinya masing-masing dari Bank BSI, BNI, dan Mandiri. Ia memperkirakan total kerugian mencapai enam juta rupiah.
Setelah menyampaikan kronologi kejadian secara rinci, Alwi menerima surat tanda bukti pengaduan dari pihak kepolisian. Ia berharap proses penyelidikan dapat berjalan dengan cepat dan transparan.
Untuk sementara, ia mengandalkan nomor telepon alternatif dan mengurus dokumen pengganti. Ia juga menghimbau mahasiswa lain agar lebih berhati-hati saat membawa barang berharga ke tempat ibadah.
Kejadian ini menyita perhatian sivitas akademika kampus. Banyak mahasiswa menyayangkan lemahnya pengawasan di area masjid kampus. Mereka berharap kampus bisa segera memasang kamera CCTV di titik-titik rawan, di tambah di area parkir untuk melacak plat nomor pelaku lebih jelas.
Pihak keamanan kampus pun diminta untuk lebih aktif melakukan patroli, terutama saat waktu salat berlangsung. Banyak mahasiswa yang merasa tempat ibadah seharusnya menjadi ruang yang aman dan nyaman.
Namun, pelaku kejahatan bisa saja memanfaatkan momen lengah seperti saat salat berlangsung. Karena itu, penting bagi siapa pun untuk tetap waspada dalam kondisi apa pun.
Alwi mengungkapkan bahwa ia tidak menyangka akan mengalami kejadian seperti ini. Menurutnya, musibah ini menjadi pelajaran berharga agar tidak terlalu percaya pada situasi sekitar tanpa pengamanan memadai.
Ia mengajak teman-temannya untuk tidak meninggalkan tas, HP, atau dompet di tempat terbuka, meskipun suasana tampak aman. Ia juga mengajak semua pihak untuk meningkatkan kerja sama demi menjaga keamanan lingkungan kampus.
Pihak Polsek Gedebage menyatakan akan menindaklanjuti laporan tersebut. Petugas telah meminta keterangan awal dari pelapor dan akan berkoordinasi dengan pihak kampus untuk penyelidikan lanjutan.
Sementara itu, Alwi berharap barang-barangnya dapat ditemukan kembali. Ia juga mengucapkan terima kasih atas respon cepat dari pihak kepolisian dalam menanggapi laporannya.
Kejadian ini menjadi pengingat bagi masyarakat luas bahwa kejahatan bisa terjadi kapan saja dan di mana saja. Kesadaran kolektif dan kewaspadaan tinggi menjadi kunci utama mencegah kerugian di masa mendatang.
Lily Setiadarma