WartaParahyangan.com
CIANJUR – Semangat melawan virus Korona atau Covid-19 terus digelorakan para pemimpin daerah di Jawa Barat dengan menyiagakan fasilitas kesehatan dan paramedisnya. Tanpa kecuali di Cianjur, Pemkab setempat siaga penuh 24 jam untuk melawan mahluq Nano yang sekarang sedang menyerang hampir semua negara di muka bumi itu.
Di Kabupaten Cianjur saat ini terdapat 4 orang pasien yang sedang dalam masa pengawasan di RSUD Cianjur dan 2 orang pasien di RSUD Pagelaran Cianjur selatan.
“Ke enam orang tersebut belum positif terinfeksi Virus Corona, melainkan sedang dalam pengawasan,” ungkap Plt. Bupati Cianjur H. Herman Suherman dalam rapat bersama Majlis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Cianjur di Masjid Al-Amin Kompleks Kantor Kemenag Cianjur, Kamis (19/3).
Rapat tersebut diikuti Ketua Umum MUI Kabupaten Cianjur KH. R. Abdul Rauf dan jajaran pengurus harian dan para ketua komisi MUI setempat serta pakar kesehatan Dr. dr. Hj. Trini Handayani.
Selain itu, lanjut Herman, terdapat 10 warga Cianjur yang juga dalam pengawasan. Ke 10 warga ini merupakan bagian dari 50 warga Cianjur yang terkait dengan kasus pasien yang positif terinfeksi Corona serta meninggal dunia di Rumah Sakit Dr. Hafid (RSDH) Cianjur, beberapa waktu lalu.
Menurut Herman, warga yang meninggal dunia tersebut berasal dari Bekasi dan sejak di Bekasi sudah sakit. Dia datang ke Cianjur untuk “titirah” di rumah saudaranya di Ciranjang. Saat tiba di Ciranjang, dia pingsan, sehingga kemudian dibawa ke RSDH, sampai akhirnya meninggal dunia.
Herman sendiri waktu itu sempat menyebutkan bahwa orang itu negatif Corona berdasarkan hasil pemeriksaan Laboratorium Kesehatan (Labkes) di Jakarta, yang juga jadi pemberitaan di media massa. Belakangan, Gubernur Jawa Barat mengumumkan bahwa orang tersebut positif Corona, ini juga berdasarkan hasil pemeriksaan Labkes.
“Ada 50 orang warga Cianjur yang berinteraksi dengan pasien yang meninggal tersebut. Tapi saat ini 40 orang sudah lewat masa kritis (sudah 14 hari) dan dinyatakan sehat, sedangkan 10 orang lagi sedang dalam masa pengawasan,” jelas Herman.
Pemkab Cianjur pun, kata Herman, sudah melakukan berbagai ikhtiar untuk mencegah meluasnya penularan Covid-19. Antara dengan menerapkan sistim belajar di rumah bagi semua siswa di semua tingkatan selama dua minggu ke depan, dan juga menerapkan “work from home” bagi ASN eselon IV ke bawah hingga 31 Maret 2020.
Juga tempat-tempat wisata dan hiburan malam, kata Herman, sudah ditutup hingga dua minggu ke depan. Kegiatan-kegiatan yang megumpulkan orang banyak, juga dihentikan untuk sementara. Tujuannya agar masyarakat untuk sementara waktu melakukan aktifitas di rumah masing-masing.
Dengan berada di rumah selama waktu tertentu itu, kata Herman, diharapkan akan memutus pergerakan Virus Corona yang menular melalui sentuhan langsung antar manusia.
“Saya menghimbau masyarakat untuk bersama-sama melawan wabah Corona dengan berdiam di rumah,” kata Herman.
Anak-anak yang belajar di rumah, katanya lagi, jangan dibiarkan keluar rumah. Orang tua harap membantu menjaganya, termasuk orang tuanya sendiri berdiam di rumah agar potensi wabah Corona yang sedang kita usahakan untuk distop ini tidak semakin mewabah.
“Masyarakat harus kompak, jangan sebagian di rumah, sebagiannya lagi tetap berkeliaran berwisata. Sebab jika begitu, program pemerintah untuk mencegah penularan Corona, tidak akan berhasil,” tegas Herman.
Sementara itu, MUI Kabupatwn Cianjur, seusai menyimak penjelasan terkait penanganan Covid-19 dari para pihak yang berkompeten, menyampaikan sejumlah sikap dan imbauan.
Salah satunya, mengimbau masyarakat agar kompak mendukung program pemerintah bahwa selama dua minggu ke depan lebih banyak berdiam diri di rumah, tidak mengadakan kegiatan yang mengundang banyak massa, dan tidak bepergian ke luar kota.
(Asep R. Rasyid)