warataparahyangan.com
BANDUNG – Kawasan Bandung selatan, Jawa Barat, memang kaya akan budaya dan destinasi wisatanya. Kawasan yang berudara sejuk itu menjadi pilihan bagi banyak wisatawan untuk menghabiskan liburan panjang atau akhir pekan singkat sebagai cara untuk melepaskan stres.
Tingginya minat terhadap hiburan ini didorong oleh berbagai pihak yang terus berinovasi menciptakan destinasi baru atau memperbarui yang sudah ada agar semakin menarik.
Salah satunya adalah wisata Kampoeng Regang di Jalan Raya Rancabali, Desa Patengan, Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung.
Destinasi wisata yang tergolong baru ini menawarkan pengalaman wisata alam yang menarik, dengan suasana kebun stroberri dan pemandangan alam yang indah.
Kampoeng Regang Rancabali sangat bagus dengan berbagai spot foto yang instagramable, terlebih dikelilingi hamparan kebun teh yang hijau milik PTPN 1 Regional 2.
Terdapat juga warung kopi yang menyajikan makanan dan minuman, sehingga pengunjung dapat menikmati kuliner sambil menikmati pemandangan alam yang memukau.
Dengan konsep wisata yang mengedepankan keindahan alam, Kampoeng Regang menjadi pilihan menarik bagi mereka yang ingin melepas penat dan menjauh dari hiruk-pikuk kota.
Owner Kampoeng Regang Rancabali Anto Megantara mengungkapkan, Kampoeng Regang ini mempunyai filosofinya yaitu ‘regang’ (bahasa Sunda) adalah bagian terkecil dari sebuah pohon besar, kalau bahasa Indonesianya itu ranting.
“Mudah-mudahan tempat ini menjadi tempat yang besar, yang bisa menjadi tempat bernaungnya orang banyak,” ujar Anto Megantara kepada wartaparahyangan.com saat ditemui lokasi, Minggu (3/11/2024).
Anto membangun Kampoeng Regang dengan konsep perkampungan. Makannya bangunan-bangunannya tradisional. Atapnya memakai sirap. “Di sini ada homestay, ada strawberry farm, ada river tubingnya. Ke depan direncanakan ada ATV dan paintball juga,” katanya.
Kampoeng Regang yang luasnya sekitar 2 hektar itu merupakan wujud kerja sama Anto dengan PTPN 1 Regional 2 (eksiting PTPN VIII).
“Kita lebih menjual konsep atau nuansa alamnya. Saat ini masih gratis, belum ada tiket, dan kita buka dari jam 09.00 sampai jam 20.00 WIB,” katanya.
Anto berharap ke depan Kampoeng Regang bisa menjadi tempat wisata tradisional yang ramai, yang di tempat lain memang belum ada. “Ke depan kita akan angkat juga seni budaya Sunda yang hidup di Bandung selatan ini,” ujar Anto.
Salah seorang pengunjung asal Jakarta, Rohim, menilai fasilitas yang ada di Kampoeng Regang Rancabali sangat family-able. Contoh ketersediaan sarana gazebo- gazebo dan kebun strowberry dan juga tenda camping.
Dia pun mengajak wisatawan lain untuk mencoba berlibur di Kampoeng Regang Rancabali.
“Di sini seru. Saya datang bersama keluarga, sengaja untuk berkamping mumpung anak-anak libur sekolah. Perlu dicoba oleh wisatawan lain karena pemandangannya sangat bagus,” katanya.
Lily Setiadarma