WartaParahyangan.com
BANDUNG – Pemerintah Kecamatan Ciwidey, Kabupaten Bandung, kembali melaksanakan monitoring dan evaluasi penggunaan Dana Desa (DD) serta Alokasi Dana Perimbangan Desa (ADPD) tahap I tahun anggaran 2025. Kegiatan ini berlangsung Rabu (23/7/2025) di Desa Panundaan.
Tim monev melakukan pengecekan langsung ke lapangan, dimulai dari kantor desa hingga titik-titik pembangunan fisik di berbagai RW. Mereka tidak hanya meneliti dokumen, tetapi juga mencermati progres pelaksanaan secara menyeluruh.
Ketua Tim Monev Kecamatan Ciwidey, Panpan Risvan Cristiana, S.IP., M.Si., menjelaskan bahwa pihaknya membentuk dua tim terpisah. Tim pertama mengulas kelengkapan administrasi, dan tim kedua bergerak langsung meninjau progres pembangunan fisik.
“Dokumen dan kondisi di lapangan harus selaras. Kami ingin semua transparan, sesuai aturan dan rencana,” tegas Panpan.
Ia menegaskan bahwa monev bukan sekadar kegiatan penilaian. Pemerintah kecamatan juga siap memberikan pendampingan teknis jika desa mengalami hambatan internal.

“Kami turun bukan hanya menilai, tetapi juga membina. Bila ditemukan kendala, kami bantu selesaikan secara bersama,” katanya.
Hasil awal menunjukkan bahwa sebagian besar pekerjaan fisik telah mendekati penyelesaian. Namun, dokumentasi administrasi masih memerlukan penyempurnaan agar sesuai standar pelaporan.
“Kami dorong percepatan perbaikan administrasi. Supaya saat pengajuan tahap kedua, desa tidak menemui hambatan berarti,” ujar Panpan.
Kepala Desa Panundaan, An-An Romdon K, S.Pd.I., melalui Kasi Kesejahteraan Asep Budi Sulaeman, memaparkan rincian penggunaan DD tahap I. Desa menerima Dana Desa sebesar Rp1.032.285.600 yang dialokasikan untuk rabat beton, bantuan langsung tunai (BLT), serta operasional kelembagaan desa.
Enam titik rabat beton telah rampung, yakni di RW 3, 5, 12, 13, 14, dan 20. Sementara empat titik lainnya—yakni RW 1, 7, 10, dan 16—masih dalam proses pengerjaan akibat faktor cuaca dan keterlambatan material.
“Progres keseluruhan cukup baik. Beberapa lokasi mengalami kendala teknis, tapi pelaksana lapangan tetap bekerja maksimal,” jelas Asep.
Ia juga menjelaskan bahwa penyaluran BLT masih berjalan dan BUMDes belum aktif kembali karena menunggu pengurus baru. Pemerintah desa akan menggelar musyawarah untuk menetapkan struktur kepengurusan yang baru.
“Pengaktifan BUMDes menjadi prioritas berikutnya. Kami segera musyawarahkan agar lembaga ini kembali produktif,” katanya.
Selain Dana Desa, Desa Panundaan juga menerima ADPD sebesar Rp238.147.700. Dana tersebut dialokasikan untuk pembayaran listrik, insentif kader, serta pengadaan kendaraan operasional.
“Mobil desa masih dalam proses pengadaan. Saat ini tahapnya masih berada di proses lelang,” tambahnya.
Ketua BPD Panundaan, Asep Pupun, S.Pd., membenarkan bahwa semua dana tahap I telah diterima desa. Namun, dana bagi hasil pajak dan retribusi dari pemerintah daerah belum masuk ke kas desa.

“Delapan titik rabat beton sudah selesai. Dua titik lagi sedang dikerjakan, yakni RW 12 Kampung Cikembang dan RW 20 Kampung Keseran,” terangnya.
Ia menekankan pentingnya kecepatan dalam penyelesaian pembangunan, mengingat tenggat waktu tahap kedua semakin dekat. BPD pun mendesak agar pembentukan pengurus BUMDes bisa segera terlaksana.
Warga juga merasakan dampak pembangunan tersebut. Ny. Eli, warga RW 12, mengaku kini bisa berjalan dengan lebih nyaman dan aman setelah jalan dibeton. “Sebelumnya jalannya licin dan berlubang. Sekarang kami lebih tenang meski hujan turun,” ujarnya dengan senyum puas.
Jajang Nurjaman, warga RW 20 Kampung Keseran, menyampaikan bahwa akses jalan yang sudah bagus mempermudah petani membawa hasil panen. “Transportasi jadi lebih mudah. Jalan yang mulus menghemat waktu dan biaya,” katanya.
Pemerintah Kecamatan Ciwidey terus mendorong agar seluruh pembangunan tahap I rampung sesuai rencana. Dengan kerja sama yang erat antarperangkat desa dan lembaga masyarakat, pembangunan akan memberikan manfaat nyata bagi seluruh warga.
Lily Setiadarma