Kunjungan Wisatawan ke Walini Masih Belum Normal. Begini Penjelasan Puskopar PTPN VIII

Kolam pemandian air panas  Walini di Desa Patengan Kecamatan Rancanali Kab. Bandung, pada masa sebelum pandemi selalu menjadi tujuan utama wisatawa.

WARTAPARAHYANGAN.COM

BANDUNG – Ketua Puskopkar PTPN VIII,  Ir. H. Heri Hermawan MM, melalui Manager  H. Doddy Rasyidi, mengatakan bahwa sejak dibukanya objek wisata air panas Walini, pengunjung yang datang hanya kisaran antara 30 sampai 50 persen.

“Selama pandemi kita sempat vakuum, tutup total antara 4 sampai 5 bulan. Setelah ada aturan perijinan kami mulai buka kembali, namun harus sesuai protokol kesehatan yang ketat. Sehingga karena dibatasi protokol kesehatan, pengunjung yang datang belum 100 pesen,” kata H Doddy Rasyidi, saat ditemui di kantornya, Minggu (22/11).

H. Doddy Rasyidi

Namun, tutur dia, karena covid mulai berjalan baik, diharapkan wahana wisata kembali banyak pengunjung, yang haus untuk berekreasi. 

Saat ini, kata Doddy, pihak pengelola sedang melakukan pengembangan dan pembenahan agar suasana objek wisata lebih nyaman.

Antara lain, jalan masuk dan jalan keluar areal  pemandian wisata wakini , pembenahan gazeboo, cafetaria dan pembenahan fasilitas lainnya yang nampak kumuh ditata menjadi bersih dan nyaman. 

Pengembangan wisata walini sebagai wahana baru , yaitu taman kolecer atau taman kincir, gunung bangku , yang kini sudah masuk masterplan kemudian ke selatan  Rancabali  pengembangan Curug Tilu. Pegembangan ini menjadi tujuan wisata yang ada di empat titik. 

Hal itu dilakukan, ujar Doddy, dengan harapan untuk menambah daya tarik bagi para pengunjung dan menambah nilai tambah baik secara finansial dan kelestarian alamnya. 

“Dengan pengembangan objek wisata Walini serta penerapan protokol kesehatan diharapkan pengunjung bisa kembali ramai,” imbuh dia.

Taman Kolecer, wahanan baru di objek wisata Walini dengan latar belakang hijaunya perkebunan teh sangat cocok untuk pengambilan gambar kenangan berwisata.

Dalam penerapan protokol kesehatan, papar dia, pihaknya selalu berkoordinasi dengan pihak terkait. 

“Proses untuk menangani protol kesehatan kita koordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana dan Tim Damkar untuk mencegah terjadinya wabah covid atau bencana alam. Untuk protokol kesehatan itu sebetulnya sudah kami terapkan sejak  ada aturan objek wisata boleh buka. Selain alat alat protokol kesehatan, kami juga menyediakan masker bagi para pengunjung,” katanya

Bagi para pengunjung, Doddy mengharapkan, agar mentaati protokol kesehatan, tidak bergerombol dan jaga jarak, sehingga covid 19, tidak mewabah. 

“Kami juga sebagai pengelola mengharapkan para pengunjung untuk tidak ragu datang ke tempat wisata pemandian air panas ini. Kami tidak melarang para pengunjung, hanya saja jumlahnya dibatasi dengan protokol kesehatan. Jadi diatur, mana yang kurang atau mana yang  kosong. Kita juga siaga di tiap objek serta  adanya imbauan- imbauan kaitan protokol kesehatan,” katanya. 

Lily Setiadarma