WARTAPARAHYANGAN
RANCABALI – Pemerintah Desa Patengang Kecamatan Rancabali Kab. Bandung mendorong managemen Objek wisata Pemandian Air panas Walini untuk dapat izin dibuka kembali. Ada sekitar 185 KK yang mengandalkan kehidupan dan perekonomiannya dari objek wista walini yang sudah tiga bulan vacuum lantaran Korona.
Demikian dijelaskan Kepala Desa Patengan Asep Kurniadi kepada wartawan di sela – sela Kunjungan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil bersama jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), saat pemberian sembako kepada warga Patengan di Emte Higland Resort, Sabtu (20/06).
Menurut Asep Kurniadi yang akrab di sapa Kang Ester, hal ini dilakukan guna mengembalikan perekonomian mansyarakatnya yang biasa beraktifitas menggantungkan mencari nafkahnya di wisata pemandian walini, karena hingga saat ini Industri Pariwisata yang ada di kawasan Rancabali yang masih belum dibuka adalah objek wisata Walini.
Hal ini disampaikan Ester sehubungan management walini masih belum mengantongi rekomendasi dari pihak Dinas Kesehatan Kab. Bandung, terkait kadar dan spesifikasi Air.
Sudah tiga bulan warganya hanya mengandalkan bantuan Sosial yang disampaikan Pemerintah, sedangkan mata pencaharian warga kampung Ciwalini RW 12 Desa Patenggang hampir 80 persen mengandalkan kehidupan dan perekonomiannya diwahana wisata tersebut, mulai dari Petugas Parkir,, berdagang, karyawan pembersih kolam, dan lainnya sehari harinya beraktifitas diwahana wisata tersebut.
Berdasarkan hasil pantuan langsung dilokasi, menurut Kang Ester, kesiapan management kolam Rendam Air Panas Walini dalam memenuhi standar protokol kesehatan dan SOP covid 19, bisa dikatakan sudah siap prasarana protokol kesehatan 85 Persen kesiapan untuk dikunjungi para wisatawan yang hendak berekreasi dikolam pemandian Air panas tersebut.
Oleh hal tersebut Pemerintah Desa Patenggang bersama dengan pemerintah Kecamatan Rancabali berupaya kepada Bapak Bupati Bandung, melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kab. Bandung untuk dapat segera mengeluarkan rekomendasi agar Wahana wisata kolam rendam Air panas Walini, dapat segera dibuka dan dioperasikan, harapnya.
Selain itu pihaknya sudah melayangkan surat kepada Bapak Bupati untuk memperkuat dikeluarkannya rekomendasi dari pihak Pemkab Bandung, demi kehidupan warganya yang berjumlah kurang lebih 200 kepala Keluarga, dan mengandalkan keberlangsungan perekonimiannya di wahana wisata tersebut, pungkas Kang Ester.
Sementara Kepala Puskopkar PTPN VIII, Ir. H. Heri Hermawan M.M., melalui Kepala Unit Agro Wisata Pemandian Air Panas Walini, H. Ade Yuyun Rahayu, mengaku sudah menyiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan infrastruktur untuk menopang pelaksanaan new normal di objek wisatanya. Tetapi, pihaknya masih menunggu rekomendasi SOP dari Disparbud terkait penggunaan wahana kolam renang.
“Kita masih menunggu rekomondasi SOP pencegahan Virus Corona pada wahana kolam renang,” jelas Ade.
Menurut Ade, penerapan new normal di objek wisata Kabupaten Bandung, sudah beberapa objek wisata yang sudah dibuka hanya untuk Wisata pemandian air panas walini hingga saat ini masih terkendala menunggu rekomendasi dari Disparbud Kabupaten Bandung, harapannya segera direkomondasi dan dibuka untuk wisata walini ini, dimana waraga sekita wisata tersebut semuanya menggantungkan harapan untuk bisa aktivitas dan mendapat penghasilan yang selama mengais rezeki di objek wisata tersebut.
Dikata kan Ade pada prinsipnya, pengelola objek wisata walini sudah siap di kunjungi dan untuk standar SOP mengikuti dan mematuhi protokol kesehatan, seperti mewajibkan penggunaan masker, menerapkan social distancing dan menyediakan tempat cuci tangan.
Lily Setiadarma