WartaParahyangan.com
BANDUNG – Pembangunan infrastruktur desa di beberapa titik di Desa Panundaan, Kecamatan Ciwidey, Kabupaten Bandung, dipastikan tidak akan selesai sesuai rencana. Seperti pembangunan infrastruktur yang dananya bersumber dari bantuan Bonus Produksi Panas Bumi Desa Panundaan senilai Rp227 juta untuk 3 RW.
Salah satunya pelaksanaan rabat beton jalan gang di RW 04, RT 04, Kampung Pe’er, yang hingga Senin (29/12/2025) masih menyisakan pekerjaan sepanjang 20 meter.
Ketua RW 04, Leni Herliani, mengatakan bahwa pembangunan jalan rabat beton di RW 04 ini seharusnya sudah selesai dikerjakan jauh hari sebelum Tim Monitoring dan Evaluasi (Monev) Kecamatan melakukan monev di Desa Panundaan, pada Kamis (11/12/2025), dengan panjang 200 meter dan Sumber bantuan Bonus Produksi Panas Bumi Desa Panundaan sebesar Rp 33.500 juta. Namun tidak tuntas dan masih menyisakan 20 meter.
“Kemarin saya sudah telepon Pak Kades supaya dituntaskan pekerjaannya, dan alhamdulillah hari ini dikerjakan dipimpin Kades sendiri dan LPM Desa,” kata Leni seraya mengatakan semoga bisa selesai hari ini, tidak di tunda-tunda lagi.
Kepala Desa Panundaan, An-An Romdon K, S.Pd.I., membenarkan bahwa pembangunan rabat beton di RW 04 baru dikerjakan sekarang, dan itu pun setelah ada informasi dari Ibu RW 04.

“Ya saya tidak tahu, baru tahu hari ini, makanya langsung dikerjakan,” kata An-An Romdon kepada wartaparahyanga.com saat ditemui di lokasi
Warga RT 04 Kampung Pe’er, H. Endang, mengkritik pembangunan jalan rabat beton tidak sesuai dengan standar, hanya tambal jalan saja dan tidak semua bagian jalan dikerjakan. Pengerjaan tambahan bagian longsoran, seharusnya cor-an ini ditanam dulu besi ke bawah, digali dulu 10 cm dan lainnya diratakan dulu dengan jalan yang lama supaya kuat.
Sebelumnya, Kamis (11/2/2025), Tim Monev Kecamatan Ciwidey memeriksa penggunaan dana BKK, Banprov dan Bonus Produksi Panas Bumi yang diterima Pemdes Panundaan
Kasi Pembangunan Kecamatan Ciwidey, Hendri Sopiandi, yang mewakili Camat Ciwidey H. Nardi Sunardi, menjelaskan bahwa pemeriksaan kali ini mencakup tiga jenis bantuan yang memiliki karakteristik berbeda. Karena itu, tim membagi teknis pemeriksaan menjadi dua bagian agar proses verifikasi berjalan lebih efektif.
“Kami sudah menyelesaikan seluruh rangkaian monitoring dan evaluasi di Desa Panundaan. Hari ini kami memeriksa tiga jenis BKK yang menjadi fokus monev. Pertama BKK Bunga Desa. Kedua BKK Bonus Produksi Panas Bumi. Ketiga BKK Bantuan Provinsi Jawa Barat,” kata Hendri.

Ia menegaskan bahwa tim menilai aspek administrasi dan fisik secara terpisah untuk mempercepat proses verifikasi.
Hendri memaparkan hasil pemeriksaan administratif. Menurutnya, Pemerintah Desa Panundaan masih menyisakan beberapa kekurangan yang harus segera mereka perbaiki. Meskipun begitu, tim melihat satu capaian positif.
“Kami menemukan bahwa BKK Bunga Desa sudah lengkap. Enam pembangunan Rutilahu berjalan baik dan satu unit MCK juga sudah selesai,” jelasnya.
Ia menjelaskan dua kegiatan lain yang belum menunjukkan progres memadai. Dari tiga kegiatan pada BKK Bonus Produksi Panas Bumi, desa baru menyelesaikan satu. Sementara BKK Bantuan Provinsi belum mereka mulai. Hendri berharap pemerintah desa bergerak lebih cepat agar target kegiatan dapat tercapai sebelum batas waktu anggaran.
Pada bagian penyerapan anggaran, Hendri memberi rincian tambahan. Ia menyampaikan bahwa anggaran BKK Bunga Desa sebesar Rp95 juta sudah terserap seluruhnya. Anggaran Bonus Produksi Panas Bumi yang berjumlah sekitar Rp227 juta baru terealisasi sekitar 40 persen. Sedangkan Banprov sebesar Rp130 juta masih menunggu langkah pelaksanaan.
Lily Setiadarma











