PENDIDIKAN dan kesehatan adalah dua masalah yang berhubungan langsung dengan mutu dan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) suatu bangsa. Namun pertanyannya, apakah Sumber daya manusia (SDM) sudah menjadi salah satu faktor yang dianggap penting dalam pembangunan? Sejauh manakah upaya peningkatan kualitas SDM dibidang pendidikan dan kesehatan dilakukan ?
Pertanyaan di atas dikemukakan politisi Partai Demokrat asal Cianjur, Hedi Permadi Boy, Selasa (02/09).
Secara umum, menurut anggota DPRD Jabar periode 2014-2019 ini, faktor-faktor seperti sumber daya alam, material dan finansial tidak akan memberi manfaat secara optimal untuk perbaikan kesejahteraan rakyat bila tidak didukung ketersediaan faktor SDM baik secara kualitas maupun kuantitas. Sementara faktor SDM yang handal dan berkualitas, hanya bisa terwujud apabila sektor pendidikan yang dikelola oleh pemerintah sudah berjalan dengan baik dan berkeadilan. Kenapa disebut berkeadilan?
Hingga saat ini, menurut Hedi, sektor pendidikan sejatinya belum bisa diberikan kepada seluruh anak bangsa. Banyak anak-anak usia sekolah masih belum bisa mengikuti proses kegiatan belajar mengajar (KBM) lantaran berbagai faktor. Di antaranya, semangat anak didik harus terkendala oleh jarak tempuh dari rumah ke sekolah yang sangat jauh di samping harus melalui medan yang sulit, atau juga disebabkan ketersediaan guru.
Di Kabupaten Cianjur, kata Hedi, soal ketersediaan guru ini patut dibahas. Pasalnya, guru yang bertugas ditiap kecamatan jumlahnya belum merata. “Masih terkonsentrasi di perkotaan,” katanya.
Secara terbuka Hedi mengaku, dirinya akan maju bersaing dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Cianjur pada 2020 mendatang.
Apabila dalam pesta demokrasi 5 tahunan itu dia diberi kesempatan memimpin Cianjur (2020-2025), maka soal belum kondusifnya sektor pendidikan ini akan menjadi bagian dari prioritas program kerjanya tahun pertama, mengingat sektor pendidikan adalah kunci bagi tersedianya SDM yang handal dalam menuju terwujudnya kesejahteraan masyarakat.
Menurut Hedi, banyak yang dapat dipelajari dari berbagai negara maju. Keberhasilan yang mereka capai karena didukung oleh SDM yang berkualitas.
Jepang, misalnya, sebagai negara pendatang baru dalam kemajuan industri dan ekonomi memulai upaya mengejar ketertinggalannya akibat perang dari negara-negara yang telah lebih dahulu mencapai kemajuan ekonomi dan industri dengan cara memacu pengembangan SDM.
Diuraikan Hedi, bahwa pengembangan SDM di negara tersebut pada intinya diarahkan dalam rangka meningkatkan kualitas SDM nya melalui pendidikan yang pada gilirannya dapat meningkatkan produktifitas sehingga mampu menguasai industri berteknologi tinggi.
Bercermin dari contoh di atas, kata dia, maka kualitas SDM sangat dipengaruhi oleh kualitas pendidikan informal dan formal (yang berhubungan dengan keterampilan atau keahlian kerja), kualitas kesehatan (fisik dan psikis), kepribadian dan kepercayaan diri, tingkat kesejahteraan hidup dan ketersediaan lapangan kerja yang relevan. Pendidikan dan kesehatan merupakan suatu upaya dalam proses pengembangan SDM.
Oleh karena itu, jika ingin Indeks Pembangunan Manusia (IPM) pada peringkat unggul, maka pembangunan pendidikan dan kesehatan harus mendapatkan prioritas dalam pembangunan. Karena pendidikan dan kesehatan adalah dua masalah yang berhubungan langsung dengan mutu dan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).
Tentu, hal di atas harus pula dilakukan di Kabupaten Cianjur. Caranya, kata Hedi, sekali lagi, pengambil kebijakan harus visioner dan berani memutuskan cara baru yang revolusioner dalam meningkatkan kualitas sektor pendidikan maupun sektor kesehatan.
Selama ini, kata Hedi, kebijakan yang menyangkut bidang pendidikan maupun kesehatan disuatu daerah cenderung status-quo. Selalu mengikuti pola terdahulu lantaran pemimpinnya tersandera oleh kebijakan lain yang bersipat politis. Akibatnya pendidikan sebagai sarana menuju terwujudnya kesejahteraan masyarakat, selalu terkendala.
Hedi meyakinkan, andai dirinya menjadi bupati Cianjur (2020-2025), maka pola lama terkait kebijakan bidang pendidikan itu tidak akan dilakukan lagi. Salah satu caranya adalah, akan menugaskan para guru pada tiap kecamatan secara merata, di samping juga terus meningkatkan kesejahteraannya termasuk kesejahteraan para guru yang masih berstatus honorer.***
Ombule