CIANJUR — Warta Parahyangan
Dalam mencapai tujuan pembelajaran yang maksimal, penyelengaraan pendidikan tidak terlepas dari sarana dan prasarana sebagai penunjang penting. Demikian diutarakan oleh Kepala desa Padasuka H. Surahman saat ditemui Wartawan di rumahnya , Minggu (12/3).
Menjelaskan keberadaan SMAN 2 Cibinong yang berlokasi di wilayah desanya, sebagai sekolah baru, menurut Surahman SMAN 2 Cibinong dinilai masih banyak kekurangan.
Jumlah rombel, misalnya, maupun ruang belajarnya, tidak seimbang, yakni baru memiliki 4 ruang kelas. Sehingga kegiatan belajar mengajar (KBM)-nya terpaksa berlangsung dua shif, yakni pagi dan sore.
Siswa kelas X, memakai kurikulum 13 dengan jadual belajar pagi sampai sore. Karena itu, untuk memenuhi supaya KBM tetap berjalan kepsek SMAN 2 Cibinong Jakaria SP.d, MM mensiasati penggunaan ruangan supaya KBM terpenuhi.
Surahman mengaku sangat mengetahui kondisi operasional SMAN 2 Cibinong, selain dikarenakan berlokasi di Desa Padasuka, juga letaknya sangat berdekatan dengan kantornya.
“Hanya beberapa meter,” kata Surahman seraya menambahkan, “Penambahan unit ruang kelas baru sangat mendesak, mengingat ruang kelas yang ada tidak sebanding dengan jumlah siswa. Siswanya sekarang sudah 130,” ujar H. Surahman
Ia berharap, pemerintah (Provinsi maupun Pusat) secepatnya memberikan bantuan. Terlebih SMAN 2 Cibinong yang alamatnya ada di desa padasuka merupakan sekokah baru yang dibangun di atas tanah seluas 29 ribu M2, dan masih banyak lahan kosong yang belum di bangun sarana prasarana lainnya.
Terkait pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) tahun 2017, menurut informasi yang dihimpun juga masih menyisakan masalah. Pasalnya SMAN 2 Cibinong belum memiliki perangkat komputer maupun jaringan server. Sehingga terkait dengan pelaksanaan UNBK, Kepsek SMAN 2 Cibinong Jakaria terpaksa mengikutsertakan siswanya sebanyak 38 orang, UNBK-nya digabung dengan SMK Cibinong yang beralamat di desa Pamoyanan. –-Lee