WARTAPARAHYANGAN,COM
LIHAT ARTIKEL TERKAIT: PAN dan PKB Resmi Usung Adjo-Iman di Pilkada Sukabumi
SUKABUMI — Sejak menjadi pejabat sampai dengan jabatan tertinggi dilingkungan Pemkab Sukabumi, Adjo Sardjono dikenal sebagai pejabat yang bersih, santun dan bersahaja. Begitu pula saat terjun kedunia politik tahun 2015 atau saat menjadi dan terpilih sebagai Wakil Bupati, sikap itu melekat di diri Adjo. Demikian pula diakhir tahun 2019 saat akan menjadi calon Bupati di Pilkada 2020, Adjo tetap mengedepankan rasa santun dan beretika dalam berpolitik. Sikap itu memang bukan kepura-puraan tapi melekat kuat dalam kehidupan sehari-harinya.
Namun salah seorang pengamat humanisme di Sukabumi menilai, sikap yang santun dan beretika dalam politik yang dikedepankan Adjo kadang bisa mejadi bumerang. Yaitu bisa dianggap kurang tegas dan lugas dalam menentukan pilihan. Bahkan bisa dikhianati. Karena dalam kamus politik itu biasanya tidak mengedepankan persahabatan, tapi mengedepankan kepentingan yang abadi.
“Contohnya jelang Pilkada 9 Desember ini, Adjo adalah salah satu figur kuat untuk menjadi Bupati Sukabumi yang menjadi korban kepentingan politik. Yaitu dicampakan oleh koalisi Hejo Ludeung. Padahal pasca Idul Adha tahun 2019 yang lalu, Koalisi PPP dan PKB itu telah sepakat menetapkan Adjo sebagai calon Bupati Sukabumi dengan tanpa syarat apapun. Bahkan kesepakatan itu tertulis diatas materai 6000. “kata Aria Himawan, pengamat humanisme dan politik di Sukabumi.
Sikap Adjo yang mengedepankan santun dan beretika dalam politik saat diusung oleh koalisi Hejo Ludeung tambah Aria, menjadi magnet tersendiri bagi partai-partai politik dan calon-calon wakil bupati lainnya untuk merapat ke Adjo. Namun Adjo sama sekali tidak memperlihatkan sikap jumawa atau sikap menentukan pilihan sendiri. Adjo tetap membuka ruang komunikasi dengan siapapun tapi dengan satu syarat, komunikasipun harus dijalin dengan koalisi Hejo Ludeung.
“Saat itu saya menilai Adjo tidak tegas. Tapi penilai saya ternyata salah. Justru dimata saya Adjo itu hebat, bersikap tegas, dan lugas. Saya angkat jempol tinggi-tinggi untuk pak Adjo. Dia bukan tife penghianat untuk suatu kesepakatan. Tapi teguh memegang janji meski harus dihianati. “kata Aria, yang juga tokoh pemuda KNPI Kabupaten Sukabumi ini.
Sisi lain dari kelebihan sikap Adjo tambah Aria adalah, melekat kesantunan yang barangkali tidak ada di diri pemimpin lainnya di Sukabumi. Yaitu, dalam berbagai kesempatan menemui berbagai lapisan masyarakat, Adjo yang kafasitasnya sebagai Wakil Bupati kerap menyampaikan salam hangat dari Bupati Sukabumi, Marwan Hamami yang telah menugaskan dirinya mewakili Bupati Sukabumi. Padahal semua tahu, Marwan adalah pesaing kuat Adjo di Pilkada nanti.
Begitu pula tutur Aria, Sikap Adjo sebagai pemimpin atau calon Bupati Sukabumi di Pilkada 9 Desember ini tidak sungkan-sungkan untuk meminta maap saat bertemu dengan siapapun. Sering meminta do’a restu untuk kesuksesan Kabupaten Sukabumi. Bahkan Adjo selalu mengucapkan terima kasih kepada siapa pun yang telah berbuat kebaikan pada pada dirinya
“Coba anda buktikan sendiri, pak Adjo itu orang baik. Apabila sebagai relawan kemudian ketemu dengan pak Adjo, akan selalu berterima kasih. Apabila anda sebagai wartawan yang telah memberitakan pak Adjo sebagai calon Bupati, atau memberitakan kegiatan pak Adjo sebagai Wakil Bupati meski dalam pemberitaan itu hanya satu paragraph saja, pak Adjo selalu mengucapkan terima kasih. “pungkas Aria yang juga sebagai ketua yayasan Att-Taqodum Cisaat ini.
Sementara ditempat terpisah, Asep Ferdiansyah, ketua tim Relawan Militan Adjo Sardjono (R-MAS) menjelaskan, setelah Adjo ditinggal PPP karena telah mengusung calon lain, sikap R-MAS tetap semangat dan akan lebih militan mendukung Adjo. Bagi R-MAS, siapapun calon wakil bupatinya, siapapun partai pengusungnya, yang terpenting Adjo tetap Bupatinya.
“Saya sering ketemu dan selalu berkomunikasi dengan pak Adjo. Bahkan bapak mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung nya. Termasuk kepada PPP yang sempat memberi dukungannya. Padahal secara politik beliau adalah telah teraniaya. Namun belia tetap semangat dan mengedepankan kesantunan dan etika politik. Kami dan R-MAS semakin semangat mendukung pak Adjo,“tutur Asep.
UJANG S. CHANDRA