Penuhi Kebutuhan Masyarakat, BUMDes Sukmajaya Desa Sukawening Kembangkan Budidaya Ayam Petelur

WartaParahyangan.com

BANDUNG – BUMDes Sukmajaya Desa Sukawening, Kecamatan Ciwidey, Kabupaten Bandung, mulai mengembangkan budidaya ayam petelur untuk memperkuat ketahanan pangan sekaligus memenuhi kebutuhan masyarakat desa. Program ini menjadi unggulan sekaligus strategi memperkuat ekonomi warga.

Direktur BUMDes Sukawening, H. Ahmad Solihin atau Ustadz Ade, menegaskan komitmen pihaknya mengalokasikan sebagian Dana Desa khusus untuk peternakan ayam petelur.

“Kami memanfaatkan 20 persen Dana Desa (DD) Tahun 2025. Fokus kami jelas, yaitu mengembangkan peternakan ayam petelur agar kebutuhan pangan masyarakat bisa terpenuhi,” ujar Ustadz Ade saat ditemui wartaparahyangan.com di Kampung Pangauban RW 005/RT 01 Desa Sukawening, Selasa (23/9/2025).

Ustadz Ade menyebut pihaknya sudah memelihara 1.600 ekor ayam dari total target 2.650 ekor. Ia memastikan target tersebut akan tercapai pada akhir 2025. “Kami sudah memelihara 1.600 ekor. Insya Allah, November atau Desember nanti jumlah ayam sudah mencapai 2.650 ekor,” jelasnya.

Ia menyebutkan, siklus produksi ayam petelur berlangsung sekitar 25 minggu sejak ayam masuk ke kandang baterai. Setelah itu, panen perdana bisa berlangsung dalam dua bulan masa pemeliharaan ayam dewasa.

Ketika ditanya alasan memilih ayam petelur, Ustadz Ade menjawab dengan lugas. “Saya sudah terbiasa mengurus ayam sejak kecil. Selain itu, kebutuhan pasar terus meningkat. Warga di sini pun membutuhkan telur, sementara pemasaran mudah karena ada program BGN dan pasar tradisional,” ungkapnya.

Ia juga menekankan bahwa harga telur stabil sehingga usaha ini menjanjikan. “Harga telur saat ini mencapai Rp27 ribu hingga Rp28 ribu per kilogram di pasar. Bahkan ada pemesanan dari BGN Desa Sukawening dan wilayah Soreang. Namun, kapasitas ayam kami belum mencukupi semua permintaan,” tambahnya.

Dalam hal teknis, Ustadz Ade mengakui beternak ayam petelur menuntut keterampilan khusus. Namun, ia merasa terbantu dengan pengalaman keluarganya. “Kalau orang awam pasti merasa sulit. Alhamdulillah adik-adik saya sudah profesional. Jadi pemeliharaan berjalan lancar dan angka kematian ayam bisa ditekan,” ucapnya.

Ia menjelaskan secara detail bagaimana pihaknya menjaga kualitas air minum ayam. “Kami membuat sistem cibel sendiri. Air minum tidak boleh sembarangan karena sama seperti manusia, ayam butuh air steril agar tetap sehat,” jelasnya.

Ustadz Ade berharap program budidaya ayam petelur berkembang lebih luas agar manfaatnya bisa dirasakan seluruh RW di Desa Sukawening. “Harapan saya, tahun depan program ini berkembang lagi. Saya ingin setiap RW mendapatkan manfaat dari hasil peternakan ayam petelur,” katanya.

Sementara itu, Kepala Desa Sukawening H. Hamdani Sukmana melalui Kasi Kesra Desa Sukawening, Aceng Muhidin, memberi apresiasi terhadap langkah BUMDes Sukmajaya. Ia menilai usaha ini mampu memperkuat ketahanan pangan sekaligus membuka peluang ekonomi baru.

“BUMDes Sukmajaya menunjukkan langkah nyata. Kami berharap usaha ini mampu meningkatkan kesejahteraan warga Desa Sukawening,” kata Aceng.

Ia juga meminta BUMDes untuk menjalin sinergi dengan pelaku UMKM di desa. “Jika BUMDes mampu menggandeng UMKM, maka ekonomi desa akan semakin kuat. Sinergi ini penting agar manfaat ekonomi menyebar luas,” ujarnya.

BUMDes Sukmajaya menargetkan usaha ini bukan hanya memenuhi kebutuhan lokal, tetapi juga mendukung program ketahanan pangan nasional. Dengan memproduksi telur sendiri, Desa Sukawening bisa mengurangi ketergantungan pasokan dari luar.

Selain itu, program ini membuka lapangan kerja baru bagi warga desa. BUMDes menegaskan komitmennya menjadikan warga bukan hanya konsumen, tetapi juga produsen pangan.

“Jika usaha ini berkembang, lapangan kerja baru akan terbuka. Kami ingin warga Sukawening ikut berperan dalam produksi pangan,” tutup Ustadz Ade.

Lily Setiadarma

Leave a Reply