WartaParahyangan.com
BANDUNG – PT Geo Dipa Energi bersama masyarakat dan stakeholder terkait menyelenggarakan kegiatan Konservasi Mata Air, Penanaman Pohon dan Webinar Online bertema “Mind the Gap, Leave No One and Place Behind”.
Rangkaian kegiatan dalam rangka memperingati Hari Habitat Dunia 2022 itu dimulai dengan Webinar Online pada Selasa, 9 November 2022, dengan narasumber Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung, General Manager PT Geo Dipa Energi (Persero) Unit Patuha, serta Perhimpunan Burung Indonesia.
Webinar yang diikuti ratusan peserta yang berasal dari masyarakat umum, perusahaan, dan LSM di lingkup Kabupaten Bandung itu sebagai upaya untuk menanamkan kesadaran terhadap pentingnya kelestarian lingkungan dan habitat, demi keberlangsungan hidup masyarakat dan generasi mendatang.
Selanjutnya pada Rabu, 10 November 2022, digelar kegiatan Konservasi Mata Air, Penanaman Pohon dan Bird Watching di kawasan Lapangan Panasbumi Patuha, Desa Sugihmukti, Kecamatan Pasirjambu, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Kegiatan tersebut diikuti 150 peserta utusan masyarakat, stakeholder, LSM dan karyawan PT Geo Dipa Energi, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung, Perhutani BKPH Ciwidey, WALATRA, Kecamatan Pasirjambu, Desa Sugihmukti, Alamendah, Panundaan, PTPN VIII Rancabolang, The Aspinall Foundation serta Perhimpunan Burung Indonesia.
HSSE Manager PT Geo Dipa Energi Unit Patuha, R. Yulianto Kurniawan, dalam sambutannya menyatakan, kegiatan Konservasi Mata Air dan Penghijauan ini menjadi wujud tanggung jawab PT Geo Dipa Energi sebagai perusahaan yang berbasis Sumber Daya Alam, yang sangat memperhatikan kelestarian dan lingkungan hidup.
“Saat ini, upaya-upaya penyelamatan lingkungan, rehabilitasi hutan dan lahan melalui konservasi tanah dan air serta reboisasi dan penghijauan sudah tidak dapat ditunda lagi,” tegas Yulianto.
Terlebih lagi, lanjut Yulianto, bumi kini tengah menghadapi ancaman global yang serius, seperti banjir, erosi, tanah longsor, kekeringan, pemanasan global, rusaknya lingkungan alam karena konflik, kepunahan, hingga punahnya beberapa jenis flora dan fauna.
“Hutan yang terpelihara dengan baik dan lahan yang ditumbuhi pepohonan dengan cukup akan berfungsi lindung bagi lahan di sekitarnya,” katanya.
Menurut Yulianto, lahan yang ditumbuhi pepohonan akan berfungsi baik dalam menata air serta menyerap dan menyimpan air. Selain itu, lahan pun menjadi subur dan kelembapan tanah, udara, serta iklim dapat terjaga keseimbangannya.
“Kegiatan konservasi mata air dan penanaman pohon ini juga untuk mendukung program Rehabilitasi DAS Ciwidey yang diinisiasi oleh Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung,” ujar Yulianto.
Dalam kegiatan tersebut, ditanam sebanyak 150 bibit pohon salam, jengjen, manglid, alpukat dan huru. Pemilihan jenis pohon yang ditanam ini agar program revegetasi menjadi bagian dari pembuatan jembatan makanan untuk burung-burung dan surili, yang banyak ditemukan di kawasan Gunung Patuha.
“Sebab, secara prinsip, jenis burung dan surili yang langka ini harus memakan biji-bijian, buah, serangga dalam rantai kehidupan. Poin penting yang dapat disampaikan bahwa jaringan rantai makanan untuk rantai kehidupan ini dapat terpenuhi,” katanya.
Yulianto juga mengungkapkan, secara keseluruhan realisasi penghijauan yang dilakukan PT Geo Dipa Energi (Persero) Unit Patuha sudah menanam sekitar 8.950 pohon selama setahun terakhir. Manfaatnya pun kini mulai terasa secara konkret, yakni terserapnya gas karbon sebanyak 820,338 juta ton atau senilai Rp 26,636 miliar.
Anto, sapaan akrabnya, menambahkan, kegiatan penghijauan ini pun menjadi langkah nyata kepedulian PT Geo Dipa Energi (Persero) Unit Patuha bersama stakeholder dalam peningkatan kualitas lingkungan sekitar.
“Hal ini diharapkan mampu meningkatkan kesadaran seluruh masyarakat agar bisa menjaga lingkungan demi keberlangsungan hidup generasi mendatang,” katanya.
Lily Setiadarma