WartaParahyangan.com
BANDUNG – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas pemerintah pusat belum juga dirasakan oleh siswa SMP Negeri 1 Ciwidey, Desa Ciwidey, Kecamatan Ciwidey, Kabupaten Bandung. Padahal, pihak sekolah sudah menyiapkan berbagai kebutuhan teknis, mulai dari data siswa, titik cuci tangan, hingga ruang penyimpanan makanan.
Kepala SMPN 1 Ciwidey, Ahmad Rohman Somantri, S.Pd., M.M.Pd., menyebutkan pihaknya telah menjalani proses persiapan dengan baik untuk melaksanakan program MBG tersebut.
“Di SMP Negeri 1 Ciwidey program MBG memang belum berjalan. Namun, empat dapur sudah datang untuk mendata siswa, ada yang berasal dari wilayah Pasirjambu dan ada pula dari wilayah Ciwidey,” ujar Ahmad kepada wartaparahyangan.com saat ditemui di ruang kerja, Kamis (11/9/2025).
Ahmad menjelaskan bahwa ia tidak memiliki kewenangan dalam penentuan sekolah penerima. “Saya hanya penerima manfaat. Siapapun yang menyalurkan makanan melalui program MBG ini, saya akan menerimanya. Yang penting, penyalurannya sesuai regulasi yang berlaku,” katanya.
Jumlah siswa SMP Negeri 1 Ciwidey tercatat 1.272 orang. Jumlah siswa yang banyak itu menjadi alasan Ahmad agar distribusi makanan MBG segera berjalan.
“Guru-guru kami sudah siap menyukseskan program MBG. Semua siswa sudah tercatat dalam data, sehingga kami tinggal menunggu pelaksanaannya,” ujar Ahmad.

Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan, Supargiana, S.Pd., menuturkan bahwa siswa menunjukkan semangat luar biasa. “Hampir 99 persen siswa berharap program MBG segera berjalan. Mereka benar-benar menantikannya,” kata Supargiana.
Ia menjelaskan, sekolah sudah merampungkan berbagai persiapan. “Kami sudah mengumpulkan data lengkap, termasuk siswa dengan alergi atau fobia makanan. Dari total 1.267 siswa, sekitar 600 di antaranya tidak bisa makan seafood, terutama udang,” katanya.
Selain itu, lanjut Supargiana, pihak sekolah sudah menyiapkan fasilitas pendukung seperti tempat cuci tangan, meja makan di aula, serta membentuk koordinator kelas. “Jadi secara teknis, sekolah sudah sangat siap,” tegas Supargiana.
Salah seorang guru mata pelajaran, Salmah Nurrohmah, S.Pd., menyatakan harapannya agar program MBG segera terlaksana di SMPN 1 Ciwidey. “Sebagai guru, saya ingin anak-anak merasakan manfaat dari program ini. Gizi yang baik akan membuat mereka lebih fokus belajar,” ungkapnya.
Ia juga menekankan bahwa sekolah lain di wilayah kecamatan sudah menerima program tersebut. “Kalau sekolah lain sudah, kami berharap SMPN 1 Ciwidey juga segera menyusul,” tambah Salmah.
Siswa kelas 9D, Muhammad Ray El Dzikri, turut menyampaikan pendapatnya. “Di SMPN Pasirjambu, program MBG sudah berjalan lebih dari satu bulan. Tapi di sekolah kami belum,” ujarnya.

Ray menyebut bahwa harapan teman-temannya juga sama. “Kami semua ingin segera merasakan program ini. Semoga program MBG ini tidak lama lagi masuk ke sekolah kami,” katanya.
Pemerintah merancang program MBG untuk memperbaiki kualitas gizi generasi muda. Program ini tidak hanya memastikan siswa hadir di sekolah dengan perut kenyang, tetapi juga meningkatkan konsentrasi belajar. Dengan asupan gizi yang cukup, siswa diharapkan mampu mencapai prestasi lebih baik.
Namun, perbedaan jadwal pelaksanaan di tiap sekolah menimbulkan ketimpangan. SMPN 1 Ciwidey menjadi salah satu sekolah yang masih menunggu giliran, meskipun seluruh persiapan sudah tuntas.
Guru dan siswa sama-sama percaya bahwa program MBG bukan sekadar soal makan siang. Program ini menyangkut masa depan generasi bangsa. Melalui gizi yang cukup, mereka akan tumbuh lebih sehat, lebih cerdas, dan lebih siap menghadapi tantangan global.
Oleh karena itu, seluruh warga SMPN 1 Ciwidey berharap agar pemerintah segera meluncurkan program MBG di sekolah mereka.
Lily Setiadarma











